Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    
Jaringan Teroris
Polisi Tangkap Buron Teroris Bima
Friday 05 Aug 2011 15:47:52
 

Istimewa
 
*Satu Orang Menyerahkan Diri dan Seorang Lagi Masih dalam Pengejaran

JAKARTA-Aparat keamanan berhasil menangkap seorang buron kasus meledaknya bom di pondok pesantren (ponpes) Umar Bin Khatab, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sang buron tersebut berinisial T alias M yang diringkus di tempat persembunyiannya pada Kamis (4/8) malam. Selain itu, polisi juga mengamankan buron lainnya berinisial F, setelah yang bersangkutan menyerahkan diri pada pekan lalu.

"Aparat keamanan (Kamis 4/8) tadi malam menangkap DPO (daftar pencarian orang) kasus terorisme Bima tertangkap. Ada tiga orang yang kami cari, satu tertangkap yang berinisial T atau M. Dia ini yang membuang bom di jurang, tapi berhasil ditemukan petugas. Satu (buron) lagi berinisial F sudah menyerahkan diri satu minggu lalu," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jumat (5/8).

Buron teroris berinisial T itu, tertangkap pukul 23.30 WITA di Dompu, Sumbawa, NTB. Dia merupakan orang yang membuang sisa-sisa bom bersama F di sbuah jurang sekitar kawasan Batu Pahat, NTB. T juga merupakan seorang pengurus pesantren Umar bin Khattab, di Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, NTB.

Bom yang telah diurai dan dibuang di jurang itu merupakan bukti untuk menjerat T. Polisi juga akan menggeledah tempat persembunyian yang bersangkutan. Begitu pula dengan lokasi persembunyian F. Kedua bisa dijerat degan UU Antiterorisme. Namun, penyidik memiliki waktu 7x24 jam untuk memeriksa T secara intensif. Sementara F telah ditetapkan sebagai tersangka.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI (Bais) Laksda TNI Soleman B. Ponto mengimbau polisi tidak harus membunuh pelaku teror (terorisme), namun hanya perlu ditangkap. Jika teroris harus dibunuh, sebaiknya polisi jadi tentara. “Teroris itu harus ditangkap lalu dihukum dan itu adalah polisi. Kalau mau bunuh teroris, polisi jadi tentara saja," kata dia.

Menurntya, berdasarkan UU Antiterorisme menyebutkan bahwa pelaku teror harus dipidana. Artinya, harus ditangkap hidup-hidup dan dihukum dan ditangkap. Tapi dalam dalam beberapa kasus, banyak teroris terbunuh. Padahal bukan itu. Sedangkan TNI pantas membunuh teroris, karena dalam UU TNI hanya ada dua pilihan, yakni membunuh atau terbunuh (kill or to be killed).(mic/bie)



 
   Berita Terkait > Jaringan Teroris
 
  Iriawan: Karena Melawan, Terpaksa Ditembak Mati
  Polisi Tangkap Dua Terduga Pembantu Teroris
  Oknum Polisi yang Membantu Teroris Divonis Tiga Tahun Penjara
  Rencana Terorisme Terbesar di Perancis Dibongkar
  Mantan Asisten Noordin Bermain Lagi
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2