Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    
Polri
Polres Meranti Dikepung Seribuan Massa, Polisi Keluarkan Tembakan Satu Warga Tewas
2016-08-26 17:09:40
 

Tampak suasana tragedi berdarah, saat Polres Meranti dikepung massa.(Foto: Istimewa)
 
MERANTI, Berita HUKUM - Markas Kepolisian Resort (Polres) Kepulauan Meranti di Selatpanjang dikepung seribuan warga dari segala arah, Kamis (25/8) siang. Mereka menuntut kejelasan tewasnya seorang tersangka pembunuhan polisi.

Polres Kepulauan Meranti sempat kewalahan karena tidak memiliki cukup banyak personel anti huru-hara. Belakangan Polda Riau mengirim tim gabungan, termasuk Brimob.

Sejumlah orang yang melemparkan batu ke arah personil Polisi anti huru-hara. Polisi membalas dengan memukul demonstran menggunakan pentungan karet.
Karena kalah jumlah, personil polisi terdesak mundur. Massa leluasa menerobos dan masuk ke halaman markas polisi.

Dalam situasi yang kacau itu tiba-tiba terdengar letusan senjata api dari arah dalam Markas Polres Kepulauan Meranti, disusul tumbangnya satu orang di antara massa, Muhammad Sholah dengan bersimbah darah.

Teriakan massa sontak berhenti dan langsung membubarkan diri. Sementara sebagian lainnya membawa Sholah yang tertembak ke RSUD Kepulauan Meranti menggunakan becak motor.

Belakangan diketahui, Sholah sudah dalam keadaan meninggal sebelum mendapatkan perawatan medis.

Aksi massa semakin mengganas. Mereka kembali melemparkan batu, kayu dan benda keras lainnya ke arah Mapolres Meranti.

Dua unit sepeda motor pun jadi sasaran amukan massa. Dua unit motor yang diparkir tidak jauh dari Markas Polres Kepulauan Meranti hangus dibakar. Hingga menjelang senja, aksi massa masih terjadi. Sesekali terdengar letusan senjata api dari arah dalam Mapolres Meranti.

Bentrokan di depan Markas Polres Kepulauan Meranti merupakan lanjutan dari peristiwa terbunuhnya seorang polisi, Brigadir Adil S Tambunan (31), dalam perkelahian di parkiran Hotel Furama, Selatpanjang, Kamis dini hari.

Ia ditikam Adi Pratama (24), seorang pegawai honorer Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kepulauan Meranti.

Brigadir tewas dengan enam tusukan badik di dada. Setelah kejadian, Adi melarikan diri ke Desa Mekar Sari, Kecamatan Merbau.

Brigadir Adil dan Adi saling kenal. Sebab perkelahian dua sahabat tersebut diduga karena persoalan asmara, karena saat kejadian Brigadir Adil bersama seorang wanita.
Posisi Adi diketahui ketika penyidik Mapolres Kepulauan Meranti selang sejam meninggalnya Brigadir Aidil. Sekitar pukul 03.30, Aidil berhasil ditangkap.

Menurut Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Asep Iskandar, saat hendak ditangkap, Adi berusaha melawan dengan badik dan melarikan diri.

"Kami terpaksa melumpuhkan tersangka dengan menembak kedua kakinya. Ini adalah langkah terakhir kami agar pelaku tidak melawan dan melarikan diri," kata Asep Iskandar.

Namun, belakangan diketahui Adi juga tewas saat dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti. Masyarakat mencurigai, tewasnya Adi merupakan tindakan polisi, rekan-rekan Brigadir Adil, yang main hakim sendiri.

"Saat kami lihat, wajahnya sudah lebam-lebam membengkak dan banyak darah. Saya yakin Adi tewas karena dianiaya polisi. Kalau hanya luka tembak saya tidak yakin Adi tewas," ujar seorang tokoh masyarakat Selatpanjang, Asman Mahadar.

Kapolres minta tiga hari untuk dilakukan penyelidikan terhadap anggotanya terkait kematian Adi.

Sementara, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Orang nomor satu di Intitusi Polri ini menyesalkan terjadinya peristiwa mencekam tersebut. "Saya sesalkan ini terjadi, harusnya peristiwa di Meranti tidak perlu terjadi," katanya, Jumat (26/8) di Mabes Polri.

Diungkapkan Tito, inti permasalahan yakni ada anggota Polres Meranti, Brigadir Adil Tambunan dibunuh pada Kamis (25/8) dini hari di halaman parkir Hotel Furama Selat Panjang hanya karena rebutan perempuan dan pelakunya, pegawai honorer dispenda Meranti, Apri Adi Pratama ditangkap.

Lalu pelaku melakukan perlawanan dan dilakukan upaya kekerasan sampai akhirnya meninggal dunia kemudian jenazahnya dibawa ke RSUD Meranti. Warga kemudian protes dan mempertanyakan mengapa pelaku bisa sampai meninggal dunia.

Terkait peristiwa ini, Propam Polda Riau mengamankan 15 anggota Polisi yang terlibat untuk diperiksa dalam tragedi berdarah di Selatpanjang dari jajaran Mapolres Meranti terkait kisruh meninggalnya salah satu warga yang tengah melakukan aksi.(dbs/hendra/tribunnews/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Polri
 
  Komjen Agus Andrianto Resmi Jabat Wakapolri Gantikan Komjen Gatot Eddy
  HUT Bhayangkara ke-77, Pengamat Intelijen Sebut Tiga Hal Ini Yang Nyata Dihadapi Polri
  Polri dan Bea Cukai Teken PKS Pengawasan Lalu Lintas Barang Masuk RI, Cegah Kejahatan Transnasional
  Dituding 'Orang Suruhan Ferdy Sambo', Yulliana: Pernyataan Kamaruddin Simanjuntak adalah Tuduhan Keji
  Tolak Fitnah terhadap Kabareskrim, Pekat IB Do'akan Polri Solid dan Minta Ismail Bolong Ditangkap
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2