Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Pemilu
Prabowo Bertemu Jokowi dan Megawati, Beri Pesan agar Pemilu 2024 Berjalan Damai
2022-05-04 07:31:35
 

 
JAKARTA, Berita HUKUM - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo di Yogyakarta, pun dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, seolah ingin mengirim pesan kepada masyarakat tentang persatuan.

Hal itu dikatakan peneliti Populi Center, Rafif Pamenang Imawan, ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/5).

Menurutnya, Prabowo yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi di sejumlah lembaga survei ingin memberikan pesan sebagai tokoh bangsa untuk menjaga persatuan meski pada 2019 kemarin kedua partai tersebut berseberangan hingga menimbulkan perpecahan.

"Prabowo ini kan elektabilitasnya tinggi saat ini, disusul oleh Pak Ganjar, disusul pula oleh Pak Anies. Hal ini menunjukkan pula bahwa sebenarnya dari sisi figuritas Prabowo saya rasa ingin meberi pesan bahwa beliau tidak berada dalam dua sisi yang berseberangan, ada pesan persatuan juga di situ," analisis Rafif.

Dia menambahkan, anggapan bahwa Pilpres 2019 terjadi pembelahan sosial antara pendukungan Prabowo dan pendukung Jokowi tidak bisa dihindari, sebagaimana yang terjadi pada peristiwa Mei 2019 di depan Kantor Bawaslu dan beberapa kerusuhan usai pemilu.

Dengan adanya pertemuan lebaran dua elite politik yang sebelumnya rival di Pemilu 2019 ini, Rafif menganalisis bahwa masyarakat perlu memandang jernih para elite politk dalam pemilu mendatang guna meminimalisir adanya perpecahan di tengah masyarakat.

"Saya rasa ini pesan bahwa pemilu ke depan dalam konteks yang lebih damai. Ketika selama ini elite-elite politiknya berseteru. Maka melalui pertemuan ini, sebenarnya ada pesan juga bahwa ini harusnya publik harus lebih rasional dalam melihat peta elit sekarang," katanya.

"Termasuk bahwa kita tidak boleh mencap Prabowo dalam sisi x dan Jokowi pada sisi y pun demikian dengan Megawati di situ," demikian Rafif.(RMOL/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Pemilu
 
  Usai Gugat ke MK, Mahfud MD dan Ari Yusuf Amir Adakan Pertemuan di Rumah Ketua MA?
  PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
  Daftar Lengkap Perolehan Suara Partai Politik Pemilu 2024, Dan 10 Partai Tidak Lolos ke Senayan
  DPD RI Sepakat Bentuk Pansus Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
  Nyaris Duel, Deddy Sitorus PDIP dan Noel Prabowo Mania saat Debat di TV Bahas Pemilu
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2