HAITI (BeritaHUKUM.com) – Ribuan warga Haiti mmemprotes rencana pemerintah menggusur permukiman-permukiman kumuh di negeri tersebut.
Dengan mengelar aksi jalan kaki ibukota Haiti, Port-au-Prince. Para warga juga meprotes rencana pemerintah, memindahkan pemukiman mereka di lereng-lereng perbukitan. Karena berpotensi mengakibatkan tanah longsor.
Menurut Menteri Lingkungan Haiti, Pierre Andre Gedon pemerintah akan membangun gorong-gorong dan menghijaukan kembali perbukitan Jalousie sebagai upaya untuk mencegah banjir di ibukota pada musim hujan.
Namun, warga menentang rencana ini dan menyatakan mereka tak sanggup membeli rumah di tempat lain negeri itu.Salah seorang pengunjuk rasa mengatakan dia merasakan warga miskin secara tidak adil memang menjadi sasaran utama.
"Keputusan pemerintah selalu tidak menguntungkan rakyat miskin. Warga kaya yang memiliki rumah-rumah besar tidak terkena dampaknya," kata warga itu kepada wartawan.
Hal itu, langsung dibantah Menteri Hak Asasi Manusia Rose-Anne Auguste. Dimana dirinya mengatakan, pemerintah akan menggelar proyek-proyek perumahan yang ditawarkan untuk warga miskin. "Kami tak akan membiarkan warga membahayakan diri mereka sendiri hidup di perkampungan kumuh yang bisa longsor setiap saat," tegas Auguste.
Pemerintah Haiti sendiri mengatakan saat ini masih berupaya untuk merumahkan kembali warga korban gempa pada 2010 lalu yang menghancurkan sebagian besar kota Port-au-Prince.
Saat ini ratusan rumah tengah dibangun di bagian utara ibukota, namun jumlahnya terlalu sedikit untuk menampung 140.000 korban gempa yang masih tinggal di penampungan pengungsi.(bbc/sya)
|