Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Opini Hukum    
Pertumbuhan Ekonomi
Roadmap Ekonomi dan Industri Indonesia menuju Superpower Dunia
2022-04-25 21:51:01
 

 
Oleh: Mirah Kusumaningrum

SEORANG HAJI suku Bugis di Makassar, Sulawesi selatan berujar, 'Omset jualan saya dari hasil ekspor rumput laut terus meningkat dan sekarang sudah di angka 50 Milyar rupiah per Bulan!!'

Padahal si pak Haji ini mengekspor rumput laut dengan kondisi seadanya.

Rumput laut yang beliau eksporpun cenderung berbentuk curah, dimuat dalam kantong karung plastik bekas dengan kadar air yg masih cukup basah karena dijemur hanya sebentar.

Rumput laut ini kemudian dimuat dalam Container 40 feet sebelum dibawa ke pelabuhan untuk didistribusikan ke mancanegara.

Dalam kondisi standar minimal begini saja rumput laut mentah laku keras dan bahkan pihak buyer di negara negara Asia khusus nya China mengatakan padanya, "Pak Haji kirim berapa Container pun bapak kirim kami akan terima dan langsung bayar," begitu ceritanya.

Di lain tempat di Gresik Jawa Timur seseorang yang asalnya adalah seorang pengumpul ikan sisa pelelangan kecil-kecilan telah tumbuh dalam 30 tahun ini menjadi eksportir Ikan beku dan produk hasil olahan ikan laut lainnya dengan nilai annual sale sebelum Pandemi Covid 19 sebesar 5 Trilyun Rupiah!

Seorang professor pada Departemen Pertanian Universitat Hohenheim-Stuttgart Jerman pernah memberi saran kepada para kandidat doktor asal Indonesia yang ingin menulis riset S3 di Universitas yang terkenal untuk bidang tehnik pertanian dan pangannya itu.

Sarannya adalah sebagai berikut :

Kandidat doktor pertanian asal Indonesia yang mengajukan proposal disertasi kepada professor pembimbing untuk memperoleh gelar doktor pada universitas kami selalu saja memilih tema riset sekitar Gandum, Keju, apel, anggur dan hal hal khas eropa lainnya.

Mereka pikir itu adalah pemilihan tema riset yang tepat mengingat para Professor Jerman pembibing mereka adalah ahli pada bidang-bidang tersebut.

Tapi sebenarnya pemikiran seperti ini agak keliru. Berikut pemikiran para professor tersebut:

"Kami sebagai pembimbing program doktoran tentu juga ingin belajar dari mereka tentang jenis tanaman asal tanah air mereka sendiri."

"Kami ingin para kandidat itu menulis tema riset seperti tentang: Kangkung, salak, durian, rambutan, dan lain-lain."

"Karena tema-tema ini lebih menarik minat kami sebagai pembimbing dan tentu saja memudahkan para Kandidat untuk diterima masuk program doktor di Universitas kami dan seluruh Universitas di Eropa."

Kisah-kisah nyata di atas sebetulnya merupakan petunjuk bagi siapa yang berpikir akan ke mana arah tujuan ekonomi dan Industri bangsa Indonesia.

Tanah air kita mempunyai tanah yang subur, di mana biji-bijian apapun yang kita buang saja ke tanah kita maka akan tumbuh menjadi pohon.

Tanah air kita mempunyai matahari yang bersinar sepanjang tahun sehingga tanaman akan cepat bertumbuh dan bahkan kita bisa mendapatkan dua kali dalam setahun musim panen suatu komoditi.

Tanah air kita juga mempunyai musim penghujan yang membawa pupuk nitrogen gratis dari langit.

Sungai dan mata air pun terhampar di mana-mana, siap untuk mengantarkan asupan nutrisi bagi tanaman kita.

Ketika tanaman konsumsi kita tumbuh subur, maka praktis akan tumbuh berkembang pula aneka hewan yang diternakkan untuk mencukupi kebutuhan protein masyarakat.

Hasil dari segala daya upaya kita mengolah tanah yang subur akhirnya segera terhidang manis di atas meja makan kita masing-masing.

Jenisnyapun beragam sesuai dengan tatacara masyarakat kita mengolahnya seperti: Rendang, Nasi goreng, Gado gado, Gudeg, Rica rica, es teler, gulai, teh tarik, aneka jamu, aneka kue basah dan jenis panganan lainnya.

Di laut kita menyimpan harta karun yang tak seorangpun di dunia ini dapat membayangkannya.

Ada berbagai jenis Ikan di laut kita, dari yang bisa dikonsumsi hingga ikan sebagai hiasan berikut segala mahluk laut non ikan.

Kemudian juga ada kekayaan mineral bawah laut seperti cadangan minyak dan gas lepas pantai.

Keindahan laut juga dapat dieksplorasi bagi kesejahteraan bangsa khususnya masyarakat pesisir yang bisa mendapatkan keuntungan ekonomis dari banyaknya pengunjung baik domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati.

Nusantara yang berpenduduk hampir 270 juta jiwa ini juga mendapat karunia Tuhan berupa bonus Demografi.

Terdiri atas suku suku bangsa yang beraneka ragam adat dan budayanya yang tentu akan mengundang keinginan setiap orang di dunia untuk mengunjungi dan juga melihat langsung keindahan alam surgawi Indonesia.

Dari jumlah penduduk urutan nomor empat di dunia, lahirlah orang-orang seperti: Kartini, Haji Agus Salim, Bung Karno, Pak Habibie, Nyoman Nuarta, Pesepakbola Ramang, dan Pelukis Raden Saleh.

Ada pula Penari Nini Rasinah, Rudi Hartono Kurniawan, Lim Swie King, Susi Susanti, hingga Anggun C Sasmi, Gitaris Alif ba ta, Joe Taslim, Iko Uwais, yang berprestasi dunia yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu saking banyaknya.

Sekali lagi bahwa ini semua merupakan petunjuk bagi kita yang berpikir bahwa kekuatan bangsa dan negara kita berada di bidang bidang:

1. Pertanian dan Pangan.

2. Maritim dan segala hasil produk laut kita

3. Pariwisata

4. Industri Kreatif

Empat bidang inilah yang telah menjadi Comparative Advantage kekuatan bangsa kita yang tak mungkin bisa dikalahkan oleh bangsa lain dan selayaknya menjadi basis pengembangan ekonomi dan Industri Indonesia.

Terkait dengan pengembangan bidang industri Indonesia Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pentingnya dukungan modernisasi industri di Indonesia yang didukung oleh riset teknologi yang mumpuni yang sesungguhnya telah dikuasai oleh ahli-ahli di Indonesia.

Bila hal tersebut dapat diimplementasikan dengan baik empat bidang kekuatan kita ini akan dapat membawa Indonesia kepada era kejayaan jika kita bisa mengatur strategi pengembangannya dengan seksama disertai dengan semangat gotong royong antar pelaku industri menuju Indonesia Maju.

Penulis adalah Pengamat Ekonomi Rakyat, Tinggal di Jawa Timur.(bh/amp)



 
   Berita Terkait > Pertumbuhan Ekonomi
 
  Wakil Ketua MPR: Ekonomi Tumbuh Namun Kemiskinan Naik, Pertumbuhan Kita Masih Eksklusif
  Waspadai Pertumbuhan Semu Dampak 'Commodity Boom'
  Pimpinan BAKN Berikan Catatan Publikasi BPS tentang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022
  Harga Tidak Juga Stabil, Wakil Ketua MPR: Pemerintah Gagal Menjalankan Amanat Pasal 33 UUD 1945
  Roadmap Ekonomi dan Industri Indonesia menuju Superpower Dunia
 
ads1

  Berita Utama
KPK "Kejar" Kaesang Pangarep soal Dugaan Gratifikasi 'Jet Pribadi'

Pasangan Cagub-Cawagub PDI-P Pramono Anung dan Rano Karno Resmi Daftar Pilgub Jakarta 2024

Tanggapi Pernyataan Jokowi, Mahfud: Enggak Biasa...

Menteri Sakti Wahyu Trenggono Disinyalir Punya Peran Penting dalam Dugaan Proyek Fiktif PT Telkom, FPN Desak KPK Usut

 

ads2

  Berita Terkini
 
KPK "Kejar" Kaesang Pangarep soal Dugaan Gratifikasi 'Jet Pribadi'

Pasangan Cagub-Cawagub PDI-P Pramono Anung dan Rano Karno Resmi Daftar Pilgub Jakarta 2024

Ditanya soal 'Raja Jawa' yang Disinggung Bahlil, Begini Respons Sri Sultan HB X

Munas XI Partai Golkar Digugat ke PN Jakarta Barat,Begini Nasib Bahlil Sebagai Ketum Baru?

Tanggapi Pernyataan Jokowi, Mahfud: Enggak Biasa...

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2