Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Rusia
Rusia akan Usir Diplomat Amerika Serikat sebagai Pembalasan
2018-03-30 08:37:44
 

AS mengusir 60 diplomat Rusia dan menutup Konjen Rusia di Seattle yang dibalas dengan pengusiran 60 diplomat AS serta dan penutupan Konjen AS di St Petersburg.(Foto: twitter)
 
RUSIA, Berita HUKUM - Rusia menyatakan akan mengusir diplomat Amerika Serikat dengan jumlah yang sama dalam pengusiran diplomat Rusia oleh pemerintah Washington.

Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov, menyatakan Duta Besar AS di Moskow sudah dipanggil, Kamis (29/03), untuk memberitahu aksi pembalasan tesebut.

AS lebih dulu mengusir 60 diplomat Rusia sebagai tanggapan bersama dengan beberapa negara menyusul upaya pembunuhan mantan mata-mata Rusia di Inggris yang diduga kuat melibatkan negara Rusia.

Selain itu, AS juga menutup konsulat jenderal Rusia di Seattle.

Pemerintah Inggris yang pertama kali mengusir 23 diplomat Rusia sebagai pembalasan atas serangan gas saraf terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury, Inggris barat daya, pada 4 Maret lalu.

Keduanya dilaporkan masih berada dalam kondisi kritis.

SkripalHak atas fotoEPA/ YULIA SKRIPAL/FACEBOOK
Image captionPenyelidikan menemukan Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, diserang dengan gas saraf.

Setelah Inggris, negara-negara Uni Eopa dan Amerika Serikat juga melakukan pengusiran diplomat Rusia dan belakangan Australia mengikuti kebijakan serupa.

Dalam aksi balasan atas Amerika Serikat, Menlu Lavrov menyatakan akan menutup pula konsulat jenderal AS di St Petersburg.

"Sedangkan untuk negara-negara lain, semuanya langkah yang simetris terkait jumlah yang akan meninggalkan Rusia dari misi diplomatiknya, dan begitulah sejauh ini," jelasnya kepada para wartawan di Moskow.

Dia menambahkan Rusia bereaksi atas 'tindakan yang sepenuhnya tidak bisa diterima yang diambil terhadap negara mereka di bawah tekanan yang amat kuat dari Amerika Serikat dan Inggris dengan menggunakan alasan yang disebut kasus Skripal'.

Rusia juga sudah mendesak pertemuan dengan Dewan Eksekutif Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia, OPCW, agar menggelar pertemuan darurat Selasa (03/04) guna 'mendapat kebenaran'.

Sergei Skripal, yang berusia 66 tahun, dan putrinya, Yulia, 33 tahun, ditemukan tidak berdaya di Salisbury, pada 4 Maret lalu, dan penyelidikan menemukan mereka diserang dengan gas saraf.

Rusia sudah membantah terlibat dalam upaya pembunuhan Skripal dan putrinya.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2