JAKARTA, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima gelar World Statesman Award (WSA) karena keberhasilan memelihara kedamaian dan menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Penghargaan itu, dianggap oleh SBY sebagai bentuk kehormatan atas apa yang dicapai Indonesia, Senin (27/5)
"Jika bangsa lain menghargai kemajemukan dan sikap toleransi bangsa kita, tentu itu merupakan kehormatan atas apa yang kita bangun, perjuangkan dan kita buktikan bersama selama ini," ujar Presiden SBY dalam Perayaan Dharmasanti Waisak Nasional Budha Indonesia 2557, di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, kemarin Minggu (26/5).
Walaupun mendapatkan penghargaan, SBY tidak menutup adanya hal-hal yang masih terus diperbaiki terkait masalah-masalah harmonisasi kerukunan umat beragama.
"Penghargaan itu juga harus kita terima sebagai bagian keharusan melakukan introspeksi dan perbaikan terhadap banyak hal yang kita rasakan belum baik," tambahnya menyampaikan.
Menurutnya, masyarakat dunia telah menilai Indonesia sebagai contoh dalam hal toleransi antar umat beragama di dunia. SBY sendiri sangat mendukung terciptanya kerukunan antar umat beragama dan mengecam dengan keras tindakan anarkis yang mengatasnamakan khususnya agama.
Dalam kesempatan itu SBY juga menyampaikan pihaknya terus menjalankan diplomasi dengan Presiden Myanmar terkait masalah muslim Rohingnya. Dia mendorong pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan konflik-konflik tersebut secara damai.
Agar diketahui, penghargaan World Statesmen Award diberi oleh AFC. AFC adalah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antar keyakinan umat beragama yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Organisasi itu mulai menganugerahkan penghargaan tahunan pada 1997. Beberapa Pemimpin negara mendapatkan penghargaan ini, di antaranya PM Inggris kala itu, Gordon Brown pada Tahun 2009, Presiden Perancis juga kala itu Nicolas Zarkozy di tahun 2008. Pada 2012, penghargaan ini dianugerahkan kepada Perdana Menteri Kanada Stephen Harper.(dtk/bhc/bar) |