Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    

SBY Harus Jujur Akui Kegagalan Pemerintahannya
Wednesday 21 Dec 2011 20:49:51
 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Ist)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta untuk jujur mengakui kegagalannya selama memimpin. Kegagalannya yang dimaksudkan itu adalah dalam upayanya mencegah dan memberantas korupsi.

Demikian dikatakan Ketua DPP Partai Hanura Wiranto mengutip poin yang dihasilkan dalam Rakernas V Partai Hanura di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Rabu (21/12). Menurut dia, padahal korupsi saat ini, sudah bagaikan penyakit akut yang terus menjalar di seluruh instansi dan lembaga pemerintah pada tiap tingkatan.

Hanura juga menyoroti klaim pemerintah atas keberhasilan membangun ekonomi nasional yang berpihak kepada rakyat. Padahal, kenyataannya juga jauh dari realitas. Hal ini dapat dilihat dari impor pangan yang menyengsarakan petani, pembiaran masuknya perusahaan ritel raksasa ke desa yang telah mematikan pegadang kecil.

"Kontradiksi antara besaran income per kapita dengan jumlah rakyat yang miskin. Yang menunjukkan, kesenjangan antara kaya miskin merupakan kenyataan yang tak terbantahkan. Untuk itu, dibutuhkan lagi kejujuran pemerintah, agar masalah ekonomi dapat di atasi bersama seluruh bangsa,” jelas mantan Menhankam/Pangab tersebut.

Dalam bagian lain, Wiranto tidak mau ambil pusing atas pernyataan Amien Rais yang menyebutkan bahwa calon presiden generasi tua, sulit menang dalam Pilpres 2014 mendatang. "Biarlah presikdis berkembang. Soal capres itu urusan lembaga. Biarlah yang merasa mampu maju mencalonkan diri,” imbuhnya.

Wiranto menyatakan bahwa dirinya tak asal maju capres. Diperlukan sebuah keputusan melalui partai politik. "Saya pernah punya kesempatan untuk berkuasa pada 1998 dan sangat mudah menjadi presiden. Tapi saya tak mau dengan cara seperti itu. Saya maju hanya dengan cara yang demokratis," tandas dia.

Namun, imbuhnya, kesediaan untuk maju menjadi capres belum final. Dirinya harus menunggu waktu yang tepat. Tapi ia tetap menganut semboyan untuk tetap bersemangat sebagai seorang prajurit untuk terus berbakti bagi bangsa dan negara. “Semangat itu yang terus saya pertahankan,” jelasnya.(dbs/rob)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2