JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung pengusahaan perkebunan yang tidak merusak tatanan hutan dan demi kesejahteraan rakyat. Sangat wajar kiranya, jika ada pihak asing dan LSM yang meminta Indonesia tidak boleh sama sekali mengembangkan sektor perkebunan dan kehutanannya.
"Saya mendukung agar tidak serampangan dan tidak merusak tatanan hutan dalam pengusahaan hutan demi kehidupan rakyat, demi peningkatan kesejahteraan rakyat yang masih banyak yang miskin. Tapi sangat berlebihan jika usaha di wilayah hutan harus dihentikan semuanya di negeri ini," kata SBY dalam bagian sambutannya pada acara Peringatan Hari Ibu di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (22/12).
Menurut Presiden, banyak pihak luar negeri, termasuk LSM-LSM internasional, yang sangat aktif menyoroti keadaan lingkungan Indonesia. Tentu Indonesia berterima kasih atas kerja sama, kemitraan, serta kritik dan masukan mereka. "Namun, harapan saya janganlah mengobrak-abrik seluruh Indonesia ini, seolah-seolah di negeri kita tidak ada negara, tidak ada pemerintah, dan tidak ada rakyatnya, dan seolah-olah Indonesia tidak ingin menyelamatkan lingkungan kita," imbuhnya.
Presiden SBY mendukung agar perkebunan kelapa sawit tidak merusak, serampangan, dan mengabaikan pemeliharaan lingkungan yang baik dan pelestarian ekosistem. Tetapi jika Indonesia diminta untuk menutup seluruh sektor perkebunan sawit, berarti dapat menghancurkan ekonomi dan mengakibatkan jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Kepala Negara meyakinkan semua pihak bahwa Indonesia mengajak dan terbuka, untuk sebuah kerja sama internasional menyelamatkan bumi ini dengan cara-cara yang baik. "Indonesia saya pastikan akan terus berbuat yang terbaik untuk lingkungan dan untuk bumi kita. Harapan Indonesia, negara lain juga melakukan hal itu," tandas SBY.(pgi/wmr)
|