JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban runtuhnya jembatan yang menghubungkan Kutai Kertanegara (Kukar) –Tenggarong, Kalimantan Timur (Kaltim).
Ucapan bela sungkawa presiden SBY itu, disampaikan melalui Mensesneg Sudi Silalahi dalam jumpa pers di Ruang Cendrawasih, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu, (26/11). Menurut dia, bantuan akan segera dikonsolidasikan untuk segera diberikan kepada yang memerlukan. Dan, malam ini para pejabat yang berwenang akan segera beraksi untuk melakukan fungsinya.
Sebelumnya, Presiden SBY menerima laporan dari Gubernur Kaltim Awang Faroek terkait kejadian ambruknya jembatan tersebut. Disebutkan pula bahwa insiden ini menelan korban tiga orang meninggal dunia dan 17 orang luka-luka. Meski mendapatkan laporan tersebut, resepsi pernikahan Edhie Baskoro dan Aliya Rajasa yang berlangsung di JCC Senayan, tetap berjalan seperti rencana.
Sementera itu, Dirjen Bina Marga Kementerian PU, Djoko Murjanto yang dihubungi wartawan, menyatakan bahwa dugaan runtuhnya jembatan akibat kelalaian dalam perawatan yang tidak sesuai prosedur baku. Namun, hal itu haru diteliti lebih lanjut.
"Melihat apa yang terjadi, kami menduga untuk sementara perawatan jembatan itu tak sesuai prosedur. Kami melihat terutama terhadap pilar-pilar penghubung jembatan. Apa yang saya lihat di TV swasta nasional, fondasinyaitu masih utuh," ujar dia.
Perlu diketahui, jembatan Kukar adalah jembatan yang melintas di atas Sungai Mahakam. Bentang bebasnya atau area yang tergantung tanpa penyangga mencapai 270 meter dari total panjang jembatan sekitar 710 meter.
Sesuai disain awal, mestinya jembatan sekaliber itu dibuat untuk usia daya tahan minimal 40 tahun, bahkan hingga 100 tahun. Namun, kenyataannya, jembatan yang usianya relatif muda itu runtuh. Jembatan ini sendiri dibuat pondasinya sejak 2000 dan selesai 2001.
Kepastian penyebab runtuhnya yang desainnya mirip dengan Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) itu, baru akan didapat, setelah investigasi dan evaluasi secara menyeluruh oleh tim khusus yang diterjunkan Kementerian PU.(pkc/wmr/ans)
|