JAKARTA, Berita HUKUM - Di saat banyak inrit dibongkar karena alasan membuat saluran sulit dibersihkan, di Jl KH Mohammad Mansyur saluran sepanjang satu kilometer dengan lebar dua meter sejak dua tahun lalu justru dicor Sudin PU Tata Air Jakarta Barat, secara permanen.
Akibatnya, sampah yang menumpuk di saluran itu sulit dibersihkan warga, sehingga dampaknya menebar bau tak sedap bagi warga RW 01, 02 dan 08, Kelurahan Jembatanlima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Rudianto (50) warga RW 08 mengatakan, banyaknya sampah di saluran yang sulit dibersihkan juga membuat tiga RW tersebut kini jadi rawan banjir. Padahal, saluran sepanjang Jl KH Mohammad Mansyur itu merupakan saluran penghubung yang bermuara ke Kali Angke.
“Sejak banjir yang terjadi baru -baru ini membuat sepanjang saluran tersebut dipenuhi sampah. Kami tidak mungkin masuk ke dalam membersihkan sampah, karena selain pengap juga bisa mati karena kehabisan oksigen,” ujar Rudianto, Sabtu (16/2).
Ironisnya, meski sampah jelas-jelas sudah menumpuk di dalam saluran, pihak terkait hingga saat ini belum pernah melakukan pembersihan. “Makanya, ketika banjir tiga RW tersebut terendam hingga satu meter.
Dulu sebelum saluran ditutup secara permanen saluran dapat dibersihkan, dan dulu saat banjir ketinggian airnya hanya sebatas lutut orang dewasa,” terang Rudianto.
Untuk itu, demi meminimalisir banjir di wilayah tersebut, selain melakukan kerja bakti warga juga mengusulkan agar keberadaan penutup saluran tersebut dibongkar dan dibuat penutup yang tidak permanen agar mudah mudah dibersihkan.
Camat Tambora, Isnawa Adji mengatakan, pihaknya tidak menampik kalau dampak penutupan saluran secara permanen tersebut membuat tiga RW serta Jl KH Mohammad Mansyur kini rawan tergenang.
"Semakin rawannya tiga wilayah tersebut tergenang karena di dalam saluran sangat banyak sampah, hingga saat hujan turun air tidak dapat mengalir, tapi tersumbat dan langsung meluap ke jalan dan hunian warga,” terang Isnawa.
Demi mengurangi sampah pada saluran itu, pihaknya hanya dapat mengangkut sampah yang ada di saluran yang terbuka. Sedangkan di saluran yang tertutup coran, sudah dilaporkannya ke unit terkait untuk dibersihkan.
"Kami sudah sering berkoordinasi dengan unit terkait agar sampah dalam saluran segera dibersihkan. Tapi, nyatanya sampai saat ini tak ada realisasinya,” sesal Isnawa.
Terkait hal itu, Kasudin PU Tata Air Jakarta Barat, Monang Ritonga, yang coba dikonfirmasi teleponnya sedang tidak aktif.(mon/brj/bhc/rby) |