Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Opini Hukum    
Duka Cita
Selamat Jalan 'Murabbiku KH Maemoen Zubair'
2019-08-08 15:10:16
 

Kyai Haji Maemoen Zubair, lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 - meninggal di Mekkah, 6 Agustus 2019 pada umur 90 tahun.(Foto: Istimewa)
 
Oleh: Tony Rosyid

TAK MUDAH menulis dengan perasaan yang galau. Rasio seperti sedang berhenti berbicara. Tapi, saya harus tetap menulis. Ini penting untuk menyampaikan perasaan duka yang mendalam bagi bangsa Indonesia, khususnya keluarga besar santri Sarang atas berpulangnya Syeikh, Murabbi, Kiyai dan Guru Bangsa ini.

Indonesia merasa sangat kehilangan sosok yang selama ini menjadi sumber mata air di saat rohani bangsa Indonesia sedang menghadapi musim kemarau. Khususnya bagi mereka yang pernah nyantri di Sarang.

Diasuh seorang ulama di sebuah madrasah pesantren tentu berbeda sentuhan dan efeknya dengan hubungan guru murid di sebuah universitas. Hubungan ruhani, akal dan emosional beriringan dan seimbang. Kiyai mendoakan santri, dan santri mendoakan kiyai. Hubungan ini dibawa di hadapan Sang Pencipta. Tentu terasa sangat spesial.

Hubungan kiyai-santri tak putus. Meski sudah lulus, jadi alumni, dan bahkan kiyainya wafat, hubungan itu terus berlanjut. Tidak saja hubungan kiyai-santri, tapi juga hubungan santri dengan keluarga kiyai. Jika ada kiyai wafat lalu para santri menangis, itu sesuatu yang pasti terjadi. Seperti "keniscayaan psikologis". Karena hubungan mereka bukan hanya hubungan akademisi (keilmuan), tapi lebih merupakan hubungan ruhani dan emosi. Pesantren bukan saja madrasah ilmu, tapi merupakan universitas rohani. Dan ini tak akan ditemukan di sekolah atau perguruan tinggi lainnya.

Jika hari selasa, 6 Agustus kemarin anda menyaksikan para santri yang tak mampu menahan air matanya mengalir dengan suara sesenggukan yang sesekali terdengar saat datang kabar Mbah Moen wafat, itu semua karena faktor kuatnya hubungan emosi dan ruhani itu.

Dari rumah sakit, persemayaman di Daker, dishalatkan di Masjid Haram, hingga proses pemakaman di Ma'la terlihat para santri dan "Muhibbin" berebut ingin menggotong atau sekedar mendekati dan menyentuh janazah ulama besar ini. Mereka tak berhenti menggaungkan kalimah thayyibah.

Tampak para jama'ah haji dari luar Indonesia heran. Sempat ada yang bertanya: "man Hua"? Siapa dia? "Hua as-Syeikh al-aalim al-kabir al-mashur min Indonesia, ismuhu K.H. Maemoen Zubair", saya menjawab.

Beliau sudah berpulang ke Rahmatullah. Meski kami, keluarga besar santri Sarang bersedih, tapi ada yang sedikit melegakan. K.H Maemoen Zubair dipanggil Sang Kholiq di Kota Suci Makkah. Di musim haji dan pada saat beliau sedang berhaji. Tanah haram dan di bulan haram. Langit Makkah pun mendung berkabut dari pagi. Sesekali gerimis. Orang menduga ini "karamah" Sang Kiyai. Allahu A'lam. Tapi, itu indah sekali. Hari Selasa adalah hari yang Mbah Moen berdoa untuk wafatnya, sebagaimana hari wafat ayah, kakek dan ulama-ulama besar terdahulu. Dan Allah kabulkan doa itu. Ini sebuah perjalanan pulang yang sangat indah. "Sesuai pesanan".

Sebagai sebuah memorial, khususnya bagi para santri Sarang, dan umumnya bagi bangsa Indonesia, K.H. Maemoen Zubair adalah ulama sekaligus negarawan. Mbah Moen, panggilan akrab K.H. Maemoen Zubair, itu sosok yang alim. Pengetahuannya luas. Tidak saja menguasai literasi klasik (kitab-kitab kuning), tapi juga mampu menjelaskan situasi kekinian berbasis pada realitas sejarah masa lalu. Berbasis literasi sejarah yang begitu kuat, Mbah Moen sering tepat dalam memprediksi peristiwa sosial yang akan terjadi. Kami menjulukinya sebagai sosok futuristik. Inilah yang dalam ilmu sosial disebut dengan hukum sejarah. Bicara hukum sejarah kita teringat pada dua ilmuan besar yaitu Ibnu Khaldun di Timur dan Karl Marx di Barat. K.H. Maemoen Zubair menamainya dengan istilah "Ilmu Titen".

K.H. Maemoen adalah sosok yang bersahaja, rendah hati, sabar, bijak dan perhatian kepada para santri, termasuk yang sudah mutakharijin (alumni). Beliau sering menghadiri komunitas alumni yang tergabung di dalam organisasi FASS (Forum Alumni Santri Sarang) di berbagai daerah. Termasuk para alumni yang ada di Jabodetabek. Terus mendidik dan membimbingnya.

Suatu ketika seorang santri menyampaikan ke saya bahwa Mbah Moen mau telp. Saya bilang, jangan telp saya, biarlah saya yang sowan. Gak etis, gak elok dan su'ul adab jika santri bicara sama kiyainya via telp. Kecuali dharurat dan jarak keberadaannya sangat jauh. Ini etika dan khas santri, yang tentu berbeda dengan hubungan dan pola komunikasi di luar komunitas santri-kiyai. Tapi, beliau pun tetap telp saya. Beliau memberikan informasi dan sejumlah nasehat. Tidak saja kepada saya, tapi juga kepada sejumlah santri yang lain.. Ini bukti begitu besar perhatian beliau kepada santri-santrinya.

Kepada para santri tak jarang Kiyai sepuh ini memberikan hadiah. Ini cara beliau mengapresiasi dan mengekspresikan perhatiannya kepada para santri.

Sosoknya yang bijak dan matang, seringkali pengasuh pesantren Al-Anwar ini menjadi "juru islah" bagi konflik yang terjadi diantara para tokoh dan elit bangsa.

Ciri yang paling menonjol dari Kiyai Maemoen adalah selalu bersahaja dalam sikap dan berkomunikasi dengan semua pihak. Termasuk kaum santri, abangan maupun para pejabat. Bersama beliau semua pihak merasa nyaman.

Bagi bangsa ini, tugas berikutnya adalah menteladani Mbah Moen dan mewarisi apa yang telah diajarkan, terutama soal integritas. Banyak pelajaran dan nasehat bijak yang mesti menjadi rujukan, tidak saja buat para santri, tapi juga baik untuk bangsa Indonesia. Dan ini butuh buku tersendiri untuk dituliskan agar banyak yang berkesempatan membaca dan meneladani Kiyai harismatik ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu proses murabbi kami di rumah sakit, disemayamkan, dishalatkan hingga dimakamkan sudah sepatutnya kami atas nama ketua FASS se-jabodetabek mengucapkan jazakumallah khairal jaza'. Kalau boleh disebut nama, Muhlisin adalah salah satu nama yang berada dibalik kelancaran seluruh prosesi pengurusan janazah Mbah Moen. Terima kasih Kang Muhlisin.

Terima kasih juga kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini adalah menteri agama, KBRI Arab Saudi, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Habib Rizieq, Habib Hanif dan para Amirul Hajj yang luar biasa perannya dalam proses hingga akhir. Juga kepada semua yang hadir dan turut mendoakan Murabbi kami. Tak ada yang sia-sia dari amal umat manusia.

Terkait dengan salah paham dan polemik semoga segera berhenti. K.H. Maemoen Zubair adalah sosok yang tidak suka berpolemik, apalagi konflik. Tak elok jika momen duka ini dijadikan polemik. Mari kita mengiringi kepergian beliau dengan doa: Selamat jalan Murabbiku, kerinduanmu kepada Sang Khaliq telah disambut-Nya dengan indah.

Makkah, 8/8/2019.

Penulis adalah Ketua Forum Alumni Santri Sarang Se-Jabodetabek.(tr/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Duka Cita
 
  Haedar: Terima Kasih Kepada Semua Pihak yang Mencintai Buya Syafii Maarif dengan Segala Dukungan
  Polres Pelabuhan Tanjung Priok Berduka, AKP Rumani Purba Meninggal Dunia
  Salim Segaf Berduka atas Wafatnya Habib Saggaf Ketua Utama Perguruan Al-Khairaat
  Jaksa Penuntut pada Kasus HRS Dipanggil Allah SWT Hari Ini
  Duka Mendalam Ditlantas Polda Metro Atas Kepergian AKP Suharni
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2