WASHINGTON (BeritaHUKUM.com) – Setidaknya dua dari empat Marinir AS yang muncul dalam tayangan video tengah mengencingi jenazah Taliban berhasil diidentifikasi. Video, yang muncul di internet tersebut menggambarkan empat Marinir AS berdiri mengencingi beberapa jenazah pejuang Taliban, setidaknya satu jenazah terlihat berlumuran darah.
Berdasarkan laporan BBC, Jumat (13/1), juru bicara Marinir AS Letkol Joseph Plenzler, kepada kantor berita AFP, menyatakan bahwa sebuah investigasi kriminal dan penyelidikan internal langsung dilakukan. Asal video tersebut tidak diketahui, tetapi pertama kali diunggah di YouTube. Tapi pihaknya tidak akan merilis nama dari unit yang terlibat, karena investigasi tengah dilakukan.
Sejumlah media AS melaporkan, unit yang terlibat berpangkalan di Kamp Lejeune, Carolina Utara - sebuah pangkalan militer besar. Pasukan itu berasal dari Batalion 3, Resimen Marinir 2. Batalion ini ditugaskan di sejumlah wilayah pertempuran seperti Irak, Afghanistan dan Teluk Guantanamo. Unit ini berangakat ke Afghanistan pada awal 2011 dan kembali bulan September atau Oktober lalu.
Sedangkan sejumlah pejabat AS dan Afghanistan sendiri mengecam tayangan video tersebut dan menyebutnya sebagai ''tercela''. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta Menhan AS mengatakan, telah melihat cuplikan tayangan, dan Pentagon dan telah menghubungi Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Panetta juga mengutuk tindakan yang ditampilkan dalam video dan berjanji untuk melakukan penyelidikan yang dilakukan oleh Marinir dan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (Isaf) di Kabul. "Tindakan ini sepenuhnya tidak pantas dilakukan oleh militer Amerika Serikat,'' kata Panetta.
Presiden Karzai sendiri mengutuk serangan ini dengan kalimat keras. "Saya melihat tindakan dalam tayangan tersebut sepenuhnya tercela. Tindakan tersebut sepenuhnya tidak pantas bagi anggota militer Amerika Serikat,'' katanya.
Skandal video mengencingi jenazah tersebut tersebut tidak akan mengubah upaya AS untuk menjaga Afghanistan. AS akan terus melanjutkan untuk membantu upaya keamanan dan rekonsiliasi yang ''dipimpin oleh Afghan dan dimiliki oleh Afghan''.
Sejumlah kebijakan sementara dibuat untuk menjaga perdamaian di negara tersebut, sebelum rencana penarikan pasukan tempur internasional di akhir 2014. Sekitar 90.000 tentara AS bertugas di Afghansitan, diantaranya adalah 20.000 Marinir yang kebanyakan bertugas di provinsi Kandahar dan Helmand.
Juru bicara Taliban Qari Yousuf Ahmadi dalam tanggapan insiden pengencingan ini mengatakan ini bukan pertama kalinya Amerika melakukan 'aksi liar' dan menyebut serangan Taliban ke Amerika akan terus berlanjut.(sya)
|