MANADO, Berita HUKUM - Pemantauan tsunami dan dampak gempa masih terus dilakukan oleh Posko BNPB ke BPBD yang wilayah berpotensi terdampak. Gempa 7,3 SR telah diikuti gempa susulan 5 SR pada pukul 09.43 WIB dan 6,3 SR di 93 Km Tengah Bolaang Mongondu pada pukul 10.08 WIB, Sabtu (15/11).
Kepala BMKG telah melaporkan peringatan dini kepada Kepala BNPB. Kepala BNPB langsung menuju Pusdalops BNPB dan telah menginstruksikan jajaran BNPB untuk persiapan gerakan ke daerah bencana dengan menyiapkan pesawat terbang, logistik dan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana jika sewaktu-waktu darurat.
Berdasarkan laporan BPBD, gempa dirasakan sangat kuat di wilayah Sitaro. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Guncangan dirasakan selama 5-7 detik. Saat ini masyarakat masih berada di luar rumah dan berangsur normal.
Di Ternate dan Kabupaten Sula gempa dirasakan kuat. Belum ada laporan tsunami hingga pukul 10.25 WIB. Belum ada laporan kerusakan. Di Manado gempa dirasakan cukup kuat selama 5-7 detik. Info dari Halmahera Barat, gempa terasa keras dan di sepanjang pantai pesisir belum ada laporan tsunami hingga 10.45 Wib. Belum ada laporan kerusakan.
Berdasarkan analisis dari Pacific Disaster Center, tsunami dengan tinggi gelombang 0.3 - 1 m akan mencapai beberapa wilayah pesisir Indonesia. Perkiraan 0.5 jam mencapai pantai Manado dan Ternate. Selanjutnya 1-2 jam kemudian mencapai pantai Maluku, Papua, dan Sulteng.
Daerah yang statusnya SIAGA Tsunami dan sudah dikonfirmasi Halmahera, Talaud, Bolaangmongondow Selatan, daerah tersebut merasakan getaran gempa dengan kuat. Pusdalops BNPB sudah memberitahukan waktu kedatangan gelombang tsunami di daerah tersebut. BPBD setempat sedang memberikan arahan kepada masyarakat. Laporan lebih lanjut akan kami laporkan.
Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa 7,3 SR yang terjadi pada Sabtu (15/11), pukul 09.31 WIB. Informasi pengakhiran peringatan dini tsunami dari BMKG tersebut diterima oleh Posko BNPB pada sekitar pukul 12.45 WIB.
BMKG juga telah menyampaikan bahwa telah terdeteksi tsunami kecil di beberapa tempat yaitu di Jailolo (09:43 WIB) 0.09 meter, di Manado (09:55 WIB) 0.03 meter, dan di Tobelo (10:24WIB) 0.01 meter.
Berdasarkan analisis dari Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI), Irwan Meilano dan
Masyhur Irsyam), gempa 7.3 SR terjadi akibat subduksi ganda dari lempeng laut Filipina di timur dan Eurasia di barat pada lempeng Laut Maluku. Subduksi ganda menghasilkan kompresi barat timur dengan laju 4 cm/tahun. Gempa tadi pagi memiliki mekanisme seesaw naik. Sejarah kegempaan yang pernah terjadi adalah gempa tsunami tahun 1932 dengan kekuatan magnitude 8.3. Selain gempa tersebut yaitu gempa 1858, denga Magnitude 7.4 yang juga menghasilkan tsunami. Pada peta gempa terbaru wilayah tersebut memiliki percepatan tinggi.
Saat ada peringatan dini maka wake yang tersedia (golden time) untuk evakuasi hanya rata-rata 30 menit setelah gempa. Sumber tsunami di Indonesia adalah gempa lokal sehingga waktu evakuasi hanya singkat. Jika ada kepanikan adalah hal yang wajar karena masyarakat langsung merasakan guncangan gempa. Adanya peringatan tsunami masyarakat juga harus segera mencari tempat yang tinggi untuk evakuasi sementara.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih melakukan pendataan dampak gempa. Tsunami tidak terlihat di pantai. Kondisi masyarakat normal. Dengan berakhirnya peringatan dini tsunami maka masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.(bnpb/spn/bhc/sya) |