JOMBANG BeritaHUKUM.com) – Woman Crisis Centre (WCC) memantau perkembangan kasus pencabulan yang diduga dilakukan tersangka dukun cabul, Takat (62) terhadap erhadap Wj (25) yang mengalami keterbelakangan mental. Tak hanya itu, lembaga ini juga memantau perkembangan kondisi psikologis korban.
“Saat ini, korban mengalami trauma secara psikis. Kami akan terus pantau kondisi korban dan proses hukum pelaku pencabulan. Jika memang ada upaya mediasi, kami harus memastikan apakah mediasi itu telah memenuhi rasa keadilan korban dan keluarga,” Direktur WCC Palupi Pusporini kepada BeritaHUKUM.com di Jombang, Selasa (17/1).
Pasca terungkapnya kasus ini ke publik, lanjut dia, warga desa, kepala desa, polsek dan juga polres melakukan mediasi antara keluarga korban dan pelaku. Dari kesepakatan tersebut, keluarga korban dan pelaku menyetujui hukum adat yang dijatuhkan terhadap Takat.
“Pihak tersangka siap untuk membiayai biaya persalinan, perawatan anak hingga dewasa. Bahkan, hingga membuatkan rumah bagi korban. Untuk upaya hukum atau pidana, kami tunggu perkembangan di lapangan,” imbuh Palupi.
Dari kejadian ini, imbuhnya, WCC berharap agar sanksi adat atau hukum terhadap pelaku pencabulan benar benar dilaksanakan dan diawasi terus-menerus. “Ini tidak lain, untuk memberi efek jera bagi pelaku dan peringatan bagi warga sekitar, agar tidak melakukan hal serupa,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, Wj masih dirawat di RSUD Jombang, karena pendarahan. Ia juga dikabarkan telah melahirkan bayi perempuan secara prematur. Namun, pihak RS sendiri masih belum bisa dikonfirmasi, terkait hal ini.
BeritaHUKUM.com sempat menanyakan hal ini kepada perawat mengenai kondisi kesehatan WJ yang berada bagsal perawatan Ruang Melati, menolak memberikan keterangan. Ia takut manyalahi prosedur dan meminta untuk langsung mengkonfirmasinya kepada Direktur atau Humas RSUD Jombang.(sin)
|