ACEH, Berita HUKUM - Polisi membenarkan adanya komunikasi antara warga negara Inggris yang menjadi korban penculikan di Aceh dengan keluarganya pada Rabu (12/6) malam.
Dalam percakapan tersebut diketahui bahwa korban, Malcolm Primrose (62) dalam keadaan selamat, kata humas Polda Aceh AKBP Gustav Leo.
Namun hingga saat ini Polisi belum bisa memastikan dari kalangan mana para penculik berasal.
Gustav mengatakan Polisi akan terus melanjutkan pencarian korban dengan melibatkan unsur TNI.
"Ini wilayah mereka, jadi kekuatan polisi ditampilkan semaksimal mungkin. Kalau memang tidak diserahkan, apa boleh buat ya harus masuk ke wilayah itu," kata dia.
Polisi berharap dapat menyelamatkan korban hari ini.
'Tak bisa diantisipasi'
Korban yang baru setahun bekerja di PT Medco E&P Malaka dicegat dan Klik diculik oleh orang tidak dikenal dengan senjataKlik laras panjang dan pendek Selasa (11/6).
Pada saat kejadian, korban dan supirnya, Dania, sedang dalam perjalanan ke basecamp dan disergap kelompok bersenjata di Desa Lubuk Pempeng, Kecamatan Peurlak, Aceh.
Supir korban diikat dan ditinggalkan di mobil sebelum akhirnya para pelaku menculik korban dengan sebuah mini van berwarna hitam.
Meski Aceh dinilai sebagai provinsi yang aman dan bersahabat terhadap warga negara asing, masih ada banyak senjata api yang dimiliki oleh masyarakat, kata koresponden keamanan BBC Frank Gardner.
DR Sajjan Gohel, pakar terorisme internasional dan direktur keamanan internasional di Asia Pacific Foundation, mengatakan pada BBC Skotlandia bahwa, "Aceh adalah provinsi yang konservatif, sehingga mereka marah dengan kehadiran perusahaan-perusahaan asing di sana.
"Tetapi tidak ada yang bisa mengantisipasi hal ini akan terjadi di Aceh," kata dia.(bbc/bhc/opn) |