Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
SARA
Wakil Ketua DPR: Puisi Sukmawati Memicu Konflik
2018-04-04 06:49:34
 

Sukmawati Sukarnoputri (66 Th) saat membaca Puisi yang dinilai berbagai pihak menghina umat Islam.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil ketua DPR RI Taufik Kurniawan menegaskan isi puisi Sukmawati Sukarnoputri berjudul Ibu Indonesia dapat memicu kembali terjadinya konflik karena menyakiti perasaan umat islam.

"Intinya puisi itu sangat menyakitkan umat muslim, serta dapat memicu potensi terjadinya konflik. Hal yang sudah dingin dan reda akan memicu kegaduhan lagi. Terus terang siapapun umat muslim akan tersinggung dengan ini karena ini sudah menyangkut hal yang fundamental hal yang sangat menyentuh syariah penganut masing-masing umat beragama," kata Taufik di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4).

Politisi PAN ini menginginkan agar masyarakat dapat terus menjaga situasi yang kondusif jangan membuat isu sara yang berpotensi merugikan orang lain dan memicu kembali terjadinya konflik.

"Janganlah sampai kita menyentuh proses sara. Apakah itu menyentuh puisi, kesenian, ataupun budaya. Yang penting harus menjaga stabilitas kebhinekaan yang ada, jangan sampai yang sudah kondusif suasananya menjadi terprovokasi lagi dan situasinya jadi panas lagi," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, politisi dapil Jateng ini juga menanggapi sesi foto Jaksa bersama saksi di ruang sidang. Menurutnya, sesi foto Jaksa bersama saksi Syahrini sebaiknya tidak dilakukan di ruang sidang karena sangat tidak etis.

"Menurut saya kalo urusan foto-foto itu urusan personal/pribadi tetapi ini karena di ruang sidang dan situasinya sangat formal tentunya saya mengatakan semoga ini tidak terjadi lagi. Karena pengadilan itu hal yang sangat sakral, jangan sampai ini kemudian menjadi seolah-olah mengarah ke infotaiment. Ruang pengadilan itu harus betul-betul serius jangan sampai mengarah ke hal-hal yang diluar dari etikanya," jelasnya.(tn/sc/DPR/bh/sya)




 
   Berita Terkait > SARA
 
  Legislator Ajak Masyarakat Hindari Isu SARA di Pemilu 2024
  Unggah Konten Ujaran Kebencian, Satgas Nemangkawi Tangkap Pemilik Akun Ini
  Lagi, Kicauan Ferdinand Hutahaean Tentang Anies Baswedan dan Hadramaut Berbau Rasisme dan Berbahaya
  PP Muhammadiyah: Masyarakat dan Umat Minta Abu Janda Ditangkap dan Diadili
  Abu Janda Kembali Dilaporkan ke Polisi, Kali Ini Terkait Ujaran SARA Terkait Islam Arogan
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2