SURABAYA, Berita HUKUM - Zaman sekarang dan di masa mendatang nantinya, perampok bank sudah tidak lagi membutuhkan senjata api dan menggunakan masker. Sebaliknya, mereka hanya membutuhkan komputer dan usaha untuk menutupi jejak cybernya.
Kini ada banyak cara untuk melakukan cybercriminal yang bisa mencuri uang lewat rekening bank. Menurut artikel dari CNN Money (9/7), pencurian online semacam ini hampir selalu melibatkan sebuah rencana yang hebat.
Menurut Vikram Thakur, seorang manajer utama di Symantec Security Response, pelaku cybercrime (baik individu maupun kelompok) biasanya memiliki beberapa langkah untuk menjalankan kejahatannya. Setiap langkahnya akan ditangani oleh pemain yang berbeda.
Mayoritas dari pencurian rekening bank dimulai saat malware developer menjual software berbahaya kepada hackers di black market. Di channel-channel gelap di Internet itu lah para criminal hackers dapat membeli alat-alat untuk mencuri identitas rekening bank, dan layanan untuk membuat sebuah website down, atau bahkan membeli virus untuk menginfeksi komputer target.
Dan beberapa layanan yang dijual ini bisa dibilang murah. Seperti contohnya, untuk mendapatkan satu juta alamat email, hacker hanya perlu mengeluarkan uang sebanyak US$111 saja. Hal ini berarti bahwa akan ada lebih banyak lagi cybercriminal yang akan terjadi di masa mendatang.
Menurut Raj Samani, seorang kepala petugas teknis di perusahaan keamanan McAfee, menyewa seorang criminal hacker adalah tugas mudah, karena sekarang tidak memerlukan seorang hacker dengan skill dan pengetahuan yang hebat untuk bisa menginfeksi ratusan bahkan ribuan komputer dengan malware.
Setelah beberapa informasi identitas atau rekening bank terkumpul, hacker mungkin akan menjual kembali data-data tersebut di black market. Seringnya, mereka menarjetkan rekening bank orang-orang kaya ataupun financial institution dengan sistem keamanan yang telah akrab dengan mereka.
Pada poin tersebut, memang belum ada uang yang tercuri. Namun ribuan atau mungkin jutaan uang telah berpindah tangan melalui transaksi ini. Para cybercriminal yang akhirnya membeli informasi rekening bank tersebut dapat menggunakannya untuk mentransfer uang, meskipun resiko yang sangat besar membuntutinya.
Pada tahap pencurian ini, cyber criminal mungkin akan menyewa yang disebut dengan "money mule". Mule terkadang menggunakan international wire transfers, melakukan pembelian online dengan kartu kredit curian atau benar-benar pergi ke ATM dengan menggunakan PIN curian dan kartu debit palsu.
Identity Theft Resource Center telah melacak 662 pelanggaran semacam ini yang terjadi di lembaga keuangan dan lembaga non-keuangan pada tahun 2010, 419 pelanggaran pada tahun 2011, dan 470 pelanggaran terjadi di tahun lalu.
Namun, kini bank-bank sudah berupaya untuk memperbaiki sistem keamanannya, yang mana akan membuat perjuangan perampok dunia maya menjadi semakin berat. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa pencuri-pencuri itu akan menjadi lebih pintar dari sistem tersebut. Jadi, lebih baik awasi rekening bank Anda.(cnn/bhc/rby) |