PRANCIS, Berita HUKUM - Korban tewas akibat hantaman truk di tengah perayaan Hari Bastille di Kota Nice, Prancis, terus bertambah. Aparat setempat menyebut sedikitnya 60 orang telah meninggal dunia, dan sekitar puluhan lainnya cedera.
Insiden terjadi di Promenade des Anglais, saat banyak orang berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang sedang dinyalakan.
Jaksa Prancis, Jean-Michel Pretre, sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP, mengatakan truk itu melaju terus sambil menabrak kerumunan orang hingga sejauh dua kilometer.
Seorang saksi mata mengatakan kepada stasiun televisi Prancis, BFM, "Semua orang berteriak lari, lari, lari, ada serangan, lari, lari, lari. Kami mendengar beberapa tembakan. Kami pikir itu kembang api karena tanggal 14 Juli."
Kepala daerah Alpes-Maritimes, Sebastien Humbert, mengatakan kepada BFMbahwa supir truk tersebut telah tewas ditembak.
Sejauh ini belum diketahui apakah insiden tersebut murni kecelakaan atau disengaja. Presiden Prancis, Francois Hollande, yang semula berada di Kota Avignon kini kembali ke Kota Paris untuk menggelar rapat darurat.
Pihak berwenang setempat sudah meminta agar warga berada di dalam ruangan dan menyatakan insiden itu sebagai 'sebuah serangan'.
Keadaan darurat masih diberlakukan di Prancis setelah serangan di ibukota Paris tahun lalu, yang menewaskan 130 orang.
Adapun Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, telah diinformasikan mengenai kejadian di Kota Nice, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Ned Price. "Tim keamanan beliau akan memberitahunya perkembangan terkini sebagaimana seharusnya."(BBC/bh/sya) |