Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Seniman
Aksi Seniman Khas Eropa di Kota Jakarta
Tuesday 08 May 2012 02:19:16
 

Lucky, seniman jalanan Ibukota Jakarta (Foto: BeritaHUKUM.com/frd)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Jakarta sedang mengalami banyak konflik sosial di tengah-tengah pra-Pemilukada yang sebentar lagi akan didakan. Tapi, di tengah-tengah tersebut ada seorang laki-lak seniman yang berani mengeksiskan musik dan berani menghidupkan diri dari musik asing dengan cara yang asing.

Di depan Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, tepatnya di jembatan halte Busway Sarinah, laki-laki dengan topi khas rege' tampak sedang memainkan sebuah alat musik bernama saxofon. Orang-orang hilir mudik, bahkan sesekali ada yang menyisihkan uang ke dalam topi yang terletak tepat di depan laki-laki agak kurus tersebut.

Namanya Lucky. Sejak tahun 2007 ia melakukan tindakan mengamen dengan sealat musik saxsofonnya. Tidak hanya di kawasan Sarinah semata, ia pun kadang berpindah-pindah. “Pindah-pindah. Kadang di Senayan, kadang di Menteng, dan kadang di sini tiap Senin malam (red: jembatan halte busway Sarinah),” ujarnya saat ditanya perihal tempat konser kecilnya pada Senin, (7/5).

Memang benar, cara yang dilakukan bekas pegawai perusahaan Bumiputera itu tidak berbeda halnya dengan pengamen-pengamen Ibu Kota lainnya. Lucky memainkan lantunan musik di tengah-tengah keriuhan suara-suara kendaraan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, dan sebagai ajang latihannya. Menurutnya, latihan dalam keriuhan suara-suara kendaraan kota Jakarta merupakan cara yang dipilihnya untuk melatih kemampuannya dalam menyesuaikan musik yang dimainkannya dengan musik “alam” tersebut.

Bahkan, Lucky merasa beruntung dan enjoy melakukan seni musik di jalanan itu. Dari pertunjukan umum itu ia kadang kala dapat job kecil-kecilan. Di antaranya dipanggil untuk mengisi acara ulang tahun dengan bayaran 300 s.d 500 ribu rupiah. Malah, ia pernah dipanggil untuk berkolaborasi dengan musisi-musisi ternama, seperti Tohpati dan DJ Warna.

Ia, pemain saxofone berjenis alto, mendinginkan Kota Jakarta melalui musik. Dan, tampak sekilas pertunjukan kecilnya akan terasa seperti seniman-seniman di Eropa yang “hidup” di tengah-tengah ruang publik, misalnya di taman.(bhc/frd)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Digandeng Polri, Ribuan Ojol Deklarasi Jadi Mitra Jaga Kamtibmas di Monas

 

ads2

  Berita Terkini
 
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Mahfud MD Heran Diminta KPK Laporkan Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Agak Aneh Ini

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2