Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Krisis Papua
Aparat Bubarkan Paksa Kongres Rakyat Papua
Wednesday 19 Oct 2011 23:02:19
 

Para peserta kongres menaiki pagar setelah polisi keluarkan tembakan peringatan (Foto: Reuters Photo)
 
JAYAPURA (BeritaHUKUM.com) – Aparat gabungan dari TNI/Polri membubarkan dan menangkap tokoh-tokoh Kongres Rakyat Papua yang berlangusng di Abepura, Papua, Rabu (19/10). Edison Waromi yang dipilih menjadi Perdana Menteri Federasi Papua Barat ditangkap saat meninggalkan lapangan Zakheus, tempat kongres digelar.

Aparat membubarkan massa yang tersisa dan mengejar serta mencari tokoh-tokoh lain, seperti Forkorus Yaboisembut yang dipilih menjadi presiden dan Selfius Bobii yang menjadi ketua panitia kongres. Saat membubarkan massa itu, aparat mengeluarkan rentetan tembakan. Menjelang pukul 16.00, Forkorus Yaboisembut ditangkap di sekitar Asrama Tunas Harapan.

Sementara Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Wachjono membenarkan aparat keamanan membubarkan Kongres Rakyat Papua, mengeluarkan tembakan peringatan, dan menangkap sejumlah orang. "Kami tidak bisa membiarkan mereka mendeklarasikan pemerintahan transisi. Itu sudah melanggar hukum dan tak bisa kami biarkan," katanya, seperti ditulis laman BBC Indonesia.

Ia menjelaskan, sempat terjadi saling dorong di arena pertemuan itu. Aparat berkali-kali mengeluarkan tembakan peringatan. "Jadi bukan tembakan membabi-buta. Tidak ada korban dalam insiden ini. Polisi menangkap tidak sampai ratusan. Kami juga menangkap Forkorus Yaboisembut yang merupakan tokoh penting di balik penyelenggaraan kongres," tandasnya.

Sebelumnya, Thoha Alhamid dari Dewan Papua mengatakan, sekitar 200-300 orang ditangkap bersama beberapa panitia. Mereka ditangkap di akhir pertemuan yang dilaksanakan di sebuah lapangan terbuka di Abepura. "Sudah ada isu bahwa aparat memang akan membubarkan kongres. Kami juga mendengar bahwa di akhir pertemuan akan ada deklarasi (pemerintah transisi untuk Papua)," jelas Thoha.

Mungkin karena berkembang isu deklarasi, kata Thoha, aparat keamanan bergerak masuk. Diirnya pun sudah mendengar isu ini sejak beberapa bulan lalu. Untuk itu, dirinya menentang kongres ini. "Sejumlah faksi memang tidak mendukung pelaksanaan kongres. Pertemuan ini dipaksakan. Kami sudah berbicara dengan banyak pihak dan saya katakan ini bukan platform perjuangan rakyat Papua," jelas Thoha.

Sebelum kongres digelar panitia penyelenggara mengatakan tema sentral kali ini adalah menegakkan hak-hak dasar rakyat Papua hari ini dan di masa mendatang. Tahun ini adalah pelaksanaan yang ketiga. Terakhir kali Kongres Rakyat Papua dilaksanakan pada 2000 lalu.(kpc/bbc/sya)



 
   Berita Terkait > Krisis Papua
 
  Komisi I Berencana Membentuk Panja Papua
  Tokoh Muda Papua: Pembangunan Integrasi di Papua Telah Gagal
  Keseriusan DPR Tangani Konflik Papua Dipertanyakan Pengamat
  Terkait Peristiwa Penembakan di Papua, DPR Akan Panggil Kapolda Papua
  Pemimpin Kudeta Papua Nugini Langsung Diadili
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2