JAYAPURA (BeritaHUKUM.com) – Aparat gabungan dari TNI/Polri membubarkan dan menangkap tokoh-tokoh Kongres Rakyat Papua yang berlangusng di Abepura, Papua, Rabu (19/10). Edison Waromi yang dipilih menjadi Perdana Menteri Federasi Papua Barat ditangkap saat meninggalkan lapangan Zakheus, tempat kongres digelar.
Aparat membubarkan massa yang tersisa dan mengejar serta mencari tokoh-tokoh lain, seperti Forkorus Yaboisembut yang dipilih menjadi presiden dan Selfius Bobii yang menjadi ketua panitia kongres. Saat membubarkan massa itu, aparat mengeluarkan rentetan tembakan. Menjelang pukul 16.00, Forkorus Yaboisembut ditangkap di sekitar Asrama Tunas Harapan.
Sementara Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Wachjono membenarkan aparat keamanan membubarkan Kongres Rakyat Papua, mengeluarkan tembakan peringatan, dan menangkap sejumlah orang. "Kami tidak bisa membiarkan mereka mendeklarasikan pemerintahan transisi. Itu sudah melanggar hukum dan tak bisa kami biarkan," katanya, seperti ditulis laman BBC Indonesia.
Ia menjelaskan, sempat terjadi saling dorong di arena pertemuan itu. Aparat berkali-kali mengeluarkan tembakan peringatan. "Jadi bukan tembakan membabi-buta. Tidak ada korban dalam insiden ini. Polisi menangkap tidak sampai ratusan. Kami juga menangkap Forkorus Yaboisembut yang merupakan tokoh penting di balik penyelenggaraan kongres," tandasnya.
Sebelumnya, Thoha Alhamid dari Dewan Papua mengatakan, sekitar 200-300 orang ditangkap bersama beberapa panitia. Mereka ditangkap di akhir pertemuan yang dilaksanakan di sebuah lapangan terbuka di Abepura. "Sudah ada isu bahwa aparat memang akan membubarkan kongres. Kami juga mendengar bahwa di akhir pertemuan akan ada deklarasi (pemerintah transisi untuk Papua)," jelas Thoha.
Mungkin karena berkembang isu deklarasi, kata Thoha, aparat keamanan bergerak masuk. Diirnya pun sudah mendengar isu ini sejak beberapa bulan lalu. Untuk itu, dirinya menentang kongres ini. "Sejumlah faksi memang tidak mendukung pelaksanaan kongres. Pertemuan ini dipaksakan. Kami sudah berbicara dengan banyak pihak dan saya katakan ini bukan platform perjuangan rakyat Papua," jelas Thoha.
Sebelum kongres digelar panitia penyelenggara mengatakan tema sentral kali ini adalah menegakkan hak-hak dasar rakyat Papua hari ini dan di masa mendatang. Tahun ini adalah pelaksanaan yang ketiga. Terakhir kali Kongres Rakyat Papua dilaksanakan pada 2000 lalu.(kpc/bbc/sya)
|