JAKARTA-Penanganan kemacetan lalu lintas (lalin) di Jakarta yang semakin kompleks, tidak cukup hanya mengandalkan peran petugas di lapangan. Untuk merespons kebutuhan tersebut, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan DKI Jakarta menggunakan teknologi canggih dengan meluncurkan Intelligent Transport System (ITS).
Nantinya, ITS ini tidak hanya sebagai pusat monitoring, namun memiliki kemampuan untuk melakukan langkah antisipatif dan reaktif terhadap kondisi lalu lintas di lapangan. "Saat ini memang sudah tidak zamannya lagi menangani masalah lalu lintas di kota besar dengan cara konvensional, termasuk Jakarta. Dengan diluncurkannya ITS merupakan sebuah komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan perbaikan sistem transportasi dan mengurai kemacetan di Jäkarta," kata Gubernur DKI Fauzi Bowo, usai peluncuran ITS di gedung Dinas Teknis Pemprov DKI, Selasa (23/8).
Dikatakannya, sistem ITS ini dimaksudkan untuk menangani traffic management di jalan-jalan ibu kota dengan peralatan yang lebih modern. Fauzi Bowo menambahkan dengan ITS akan berdampak pada bertambahnya kecepatan kendaraan di Jakarta karena kemacetan berkurang.
Namun, seperti dikutip beritajakarta.com, Foke meminta, pengelolaan traffic management dengan peralatan yang lebih modern ini juga perlu didukung sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga pelayanan bagi warga dapat berjalan dengan baik 24 jam. "Pelayanan itu pula yang akan mengurai dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Sehingga, kenyamanan warga dalam berlalu lintas dapat ditingkatkan," ujarnya.
Sementara Kadis Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristiono, mengatakan, pada tahap awal ini sistem transportasi ITS yang diluncurkan terdiri dari tiga sub sistem, yaitu Bus Tracking System (BTS), yang dapat melacak keberadaan bus Transjakarta dan mengatur operasionalnya.
Kedua adalah Area Traffic Control System (ATCS), yang berfungsi mengatur lampu lalu lintas, terutama di saat terjadi kemacetan dan yang terakhir adalah Traffic Information System (TIS), yang merupakan informasi elektronik berupa pesan gambar, simbol dan tulisan yang dinamis bagi pengguna jalan.
Saat ini, sambungnya, baru 90 armada bus Transjakarta yang berada di koridor I yang dilengkapi BTS, dan baru 12 persimpangan yang terhubung dengan ATCS. Sementara, di DKI Jakarta terdapat 250 persimpangan. Rencananya, pada Desember nanti ditargetkan BTS akan ditambah ke sejumlah koridor lain dan ATCS akan terdapat di 25 persimpangan. Di mana setiap 1 persimpangan akan terdapat antara 4-5 kamera CCTV.
"Pada Desember nanti juga akan dibangun dua variable message sign sebagai papan informasi kondisi lalu lintas di dua tempat, yaitu di Jl Gatot Subroto (Tegal Parang) dan Jl Hayam Wuruk (Harmoni)," ucap Pristono.
Dijelaskan Pristono, program ITS tersebut akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 30 miliar. Namun untuk tahap awal ini, anggaran yang terserap sudah sebesar Rp 6 miliar. Nantinya, tambah Pristono, program ITS tersebut akan diintegrasikan dengan sistem Electronic Road Pricing (ERP).
Dengan begitu, kinerja lalu lintas pada jalan yang diterapkan ERP dapat diukur dan dimonitor secara langsung. Sehingga, penerapan ERP dapat dipertanggungjawabkan melalui kinerja lalu lintas secara online dan real time.
Sementara itu, ruang kontrol ITS yang berada di lantai 16 gedung Dinas Teknis Abdul Muis juga dilengkapi dengan 4 layar monitor berukuran besar dengan 12 meja kerja yang akan digunakan untuk memantau kondisi lalu lintas di ibu kota.(bjc/irw)
|