JAKARTA, Berita HUKUM - Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan pemusnahan narkotika hasil pengungkapan 7 kasus dengan 18 tersangka. Dari 18 tersangka yang ditangkap, 2 tewas ditembak karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Kepala BNN, Konjem Budi Waseso mengatakan dari 16 tersangka yang ditangkap, 14 pria dan 2 wanita.
"2 tersangka wanita yaitu PST ditangkap di kantor pos Pasar Baru Jakarta, sedangkan AZ alias KK ditangkap dikawasan Pekanbaru. Tersang8ika pria menggunakan baju orenge dan wanita menggunakan baju biru," jelas Budi Waseso di Gedung BNN Jakarta Timur, Kamis (18/5).
Modus pengiriman narkotika ada yang melalui paket kiriman berisi synthetic cannabinoid yang di kirim dari Hongkong.
Ditangkap 2 tersangka BAD dan YA di kantor pos Fatmawati.
"Sedangkan di Depok pengungkapan kasus clandestine lab, petugas menemukan barang bukti prekursor dalam bentuk cair dan padat. Ditangkap 4 tersangka SB, AS alias A, H alias D dan ES alias E," ungkap Budi Waseso.
Kasus pembuatan narkotika di Depok dibiayai oleh M dan D dari lapas Aceh, serta DI dari lapas Cipinang. "Mereka akan kita tindak dengan TPPU," ujar Buwas panggilan akrab Budi Waseso.
Sementara itu, Deputi Berantas Irjen Arman Depari menyampaikan bahkan sekarang jaringan Kolombia dan Meksiko sudah mulai masuk ke Indonesia.
"Pasar mereka sebenarnya Filiphina, karena Filiphina hukumannya keras terhadap pengedar. Maka mereka mengalihkan pasar narkobanya ke Indonesia," kata Arman Depari.
Petugas narkotika kita siapkan untuk mengantisipasi peredaran narkotika di Indonesia.
Menurut Arman Depari, proses produksi prekursor cair menjadi crystal membutuhkan waktu sekitar 54 jam.
Barang bukti yang dimusnahkan berupa 30.329,5 gram sabu, 498 gram ganja sintesis, 1.518 gram narkotika dalam bentuk tanaman, 29.367 butir ekstasi, 62.959 mililiter cairan prekusor dan 311,2 gram prekusor padat.
Pemusnahan barang bukti narkoba ini dapat menyelamatkan 200.000 anak bangsa.(bh/as) |