SAMARINDA, Berita HUKUM - Kecelakaan kerja kembali terjadi kini memakan korban puluhan pekerja atau buruh bangunan yang kebanyakan didatangkan dari Jawa Timur, mereka tertimbun dari reruntuhan beton bangunan ruko sedang dibangun yang berada di Jl. Ahmad Yani, dahulu Jl Cendrawasi komplek Perumahan Cendrawasih Permai, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) Selasa (3/6).
Sumber yang diperoleh BeritaHUKUM.com dari salah seorang pekerja yang bernama Suwito (30) asal Ponorogo, Jawa Timur bahwa, dirinya beserta teman-teman pekerja lainnya melakukan kegiatan cor dilantai 3 bangunan ruko tersebut dari kemarin hinggi pukul 05.00 Wita Selasa pagi. Karena kecapean semuanya pada tidur ada yang dilantai dasar ada yang dilantai dua, namun sekitar pukul 06.30 Wita tiba-tiba ambruk dan menimpah teman teman yang ada dibawah, mereka sekitar 30 atau 40 orang, sebut Suwito.
"Kami bekerja cor dilantai 3 dari kemarin sampai malam hingga pukul 05.00 pagi karena kecapean kami tidur, namun tiba-tiba bangunan yang di cor ambruk menimpa teman-teman yang ada dibawah kurang lebih 30 hingga 40 orang," ujar Suwito.
Suwito juga menyebutkan pekerja semua didatangkan dari Jawa Timur oleh Tony (35) sebagai kepala tukang, Suwito juga mengatakan, tidak tahu perusahaan atau bosnya tersebut.
Pantauan pewarta hingga pukul 10.00 Wita, Selasa (3/6) belum satupun pekerja bangunan yang tertimbun reruntuhan ruko dikawasan perumahan Cenderawasih Permai belum berhasil dievakuasi. Para petugas Kepolisian, Satpol PP dan Badan penanggulanghan bencana kota Samarinda masih terus berupaya untuk menyelamatkan korban dari reruntuhan.
Dilokasi kejadian nampak Wakil Gubernur Kaltim, Kapolres Samarinda, dan Walikota Samarinda, H. Syahari Jaang, SH langsung memimpin evakuasi korban yang masih menunggu alat berat untuk mengangkat retuntuhan beton tersebut.
Walikota Samarinda H. Syahari Jaang kepada wartawan mengatakan, diterima kabar kejadian ini sekitar pukul 08.00 pagi saat sedang rapat, info diterima semua pekerja yang di datangkankan dari JawaTtimur, namun berapa korban yang tertimbun di reruntuhan belum diketahui jumlah pastinya, ujar Jaang.
"Untuk evakuasi korbang saya berkordinasi dengan kesbang dengan menggunakan alat berat untuk melakukan evakuasi korban, kita sementara tunggu, sementara korban yang tertimbun diantara reruntuhan datanya belum jelas," terang jaang.
Sumber yang beredar yang sempat diperoleh pewarta akbat struktur bangunan yang tidak sesuai dengan bestek seperti capuran semen tulang besih yang kecil sehingga tidak dapat menahan beban yang berat hingga terjadi ambruk tersebut.
Sementara itu, baik dari Kepolisian maupun Depnaker kota Samarinda masih mendata korban yang selamat untuk mengetahui berapa jumlah korban yang tertimbun dari pekerja maupun kepala tukang, namun anehnya kebanyakan pekerja tidak tahu kepada perusahan atau kontraktor mana tempat mereka bekerja.
Upaya petugas penyelamat untuk mengevakuasi pekerja ini, juga menyedot perhatian warga yang melintas disekitar tempat kejadian sehingga membuat Kepolisian ekstra ketat melancarkan alur lalulintas.(bhc/gaj). |