Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Hukuman Mati
Capres Konvensi Demokrat akan Hukum Mati Koruptor
Sunday 12 Jan 2014 17:20:36
 

Dr. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum.Sesaat Selepas Penjaringan Konvensi Partai Demokrat.(Foto: BeritaHUKUM.com/put)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Dalam acara Diskusi publik menjelang perhelatan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 guna mencari sosok Calon Presiden (Capres) yang mampu membawa gagasan dan perubahan bagi bangsa Indonesia, dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara kedepan.

Boni Hargens (Direktur LPI) sebagai moderator dalam diskusi ini dengan menghadirkan narasumber salah seorang Capres dari Konvensi Partai Demokrat Dr. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum, yang juga sebagai Anggota BPK-RI.

Menurut Cak Ali yang terpenting saat ini para kandidat Capres berani meyampaikan gagasan dan pemikiranya, agar Indonesia kedepan harus menjadi negara yang kuat. Walau benih sosok pemimpin bagus namun bila tumbuh di lahan yang kurang subur, bagaimana dapat mengagas dan menyiapkan gagasan besar kepada rakyat.

"Kalau saya jadi Presiden saya akan melakukan penataan dan regulasi di Indonesia, yaitu pada UU 27 yang harus di tata ulang, simetris dengan UUD 1945 dan langkah pertama UU semua kedudukanya harus jelas," ujar Ali Masykur Musa atau sering disapa Cak Ali di Galery Cafe Cikini Jakarta Pusat Minggu (12/1).

Mengenai penegakkan hukum, Cak Ali mempunyai konsep pengampunan terhadap para koruptor di Indonesia saat ini.

"Oke yang dulu salah, korupsi bagian dari pengampunan, tapi kekayaan yang dimilik harus dikembalikan, dan kedepan kita sepakat hukuman mati dan pemiskinan untuk para koruptor," ujar Ali Masykur Musa salah seorang kader Nahdatul Ulama dan Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU).

Selanjutnya, 1 tahun masa kepemimpinan pertama akan melakukan moratorium, dan tidak akan ada lagi izin pertambangan baru yang dikeluarkan, semua harus disesuaikan dengan UUD 1945, dan kekayaan alam Indonesia harus kembali untuk rakyat, serta Indonesia akan keluar menjadi salah satu Mercusuar Dunia.

"Bukan hanya Rp 1.880 triliun APBN, seharusnya penerimaan negara kita harus mencapai Rp 4.000 triliun, maka tidak ada petani yang miskin dan tidak ada nelayan yang miskin," pungkas Ali Masykur Musa pria kelahiran Tulungagung Jawa Timur tahun 1962.(bhc/put)



 
   Berita Terkait > Hukuman Mati
 
  Predator 13 Santriwati Lolos Hukuman Mati. Kajati Jabar: Kami Pikir-pikir
  Sindikat Narkotika di Rawa Kalong, Gunung Sindur Bogor Dituntut Hukuman Mati
  AMPAD Mendukung Penuh Jaksa Agung Hukum Mati Koruptor
  DPR Pertanyakan Dasar Pemohon Soal Korupsi Saat Bencana Alam
  Amnesty International Indonesia Yakin Moratorium Hukuman Mati Dapat Terwujud
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2