JAKARTA, Berita HUKUM - Komisi III DPR mendesak supaya 10 tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang kabur segera ditangkap kembali. Kejadian ini jangan dianggap kecil, sebab narkoba adalah musuh besar bangsa sehingga harus mendapat perhatian secara khusus.
Hal itu mengemuka saat Komisi III DPR dipimpin Ketuanya Azis Samsudin saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi rutan BNN serta dialog dengan Kepala BNN Anang Iskandar dan jajarannya di gedung BNN Cawan Jakarta, Rabu (1/4) sore.
Angggota Komisi III Masinton Pasaribu meminta kaburnya tahanan BNN jangan dikatakan kelalain, karena diduga ada kerja sama dengan orang dalam. “ Kalau kelalain akan ditertawakan masyarakat. Karena di ruang itu ada CCTV dan penjaga, di sisi lain ada ruang kontrol yang memantau. Tidak mungkin para tahanan lolos, kalau penjaga rutin mengontrol sebab menggergaji dan menjebol tembok ada suara keras,” ujarnya.
Rekannya Misbakhun yang pernah menjalani tahanan menyatakan tahu kondisi psikologis para tahanan dan penjaga. “ Jadi janganlah ini dianggap kelalaian. Kasus ini sudah terjadi, tapi bagaimana caranya membenahi system keamanan lapas supaya tidak terulang kembali,” katanya.
Sementara Yayuk Srirahayuningsih mengatakan, kejadian ini merupakan hal yang luar biasa, jangan dianggap sepele. Ia mempertanyakan, bagaimana sitem keamanan tahanan narkoba dan berapa karyawan berperan di saat kejadian. Jangan ada kesan di masyarakat BNN bisa diatur. “ Bagaimana akan memerangi narkoba kalau garda terdepan kita bisa diatur,” ungkap Yayuk.
Ketua Komisi III DPR Azis Samsudin menambahkan, terkait sarana dan prasarana serta ijin-ijin yang berkaitan dengan perlengkapan dalam hal mengantisipasi penjagaan keamanan para tahanan, Komisi III akan membicarakan dengan Plt Kapolri pada saat Rapat Kerja antara Komisi III DPR dengan Plt Kapolri Kamis (2/4).
“ Masukan dari Kepala BNN Anang Iskandar mengenai masalah pengamanan tahanan narkoba, termasuk kurangnya SDM, kami berharap Polri dapat memberikan semua kebutuhan yang diperlukan BNN,” ujarnya.
Mengenai indikasi adanya keterlibatan orang dalam, Azis mengatakan sekarang sedang diselidiki pihak Polri, sebab penyelidikan dan penyidikan adalah wewenang Polri sehingga BNN menyerahkan sepenuhnya kepada Polri.
Kepala BNN Anang Iskandar mengakui, tenaga keamanan memang masih dirasakan kurang hanya sembilan orang, maka perlu ditambah. Karena organisasi BNN masih baru dan tidak ada anggota yang menjaga tahanan maka minta bantuan Polri. (spy/dpr/bh/sya) |