Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
White Crime    

Demokrat Heran Atas Perubahan Sikap Nazaruddin
Friday 19 Aug 2011 14:04:36
 

Nazaruddin ketika usai menjalani pemeriksaan kedua di gedung KPK (Foto: BeritaHUKUM.com/RIZ)
 
JAKARTA-Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua sangat heran atas perubahan sikap M Nazaruddin. Apalagi dengan sikapnya yang melayangkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Ini aneh, karena perubahan sikap Nazaruddin itu sangat,” kata Max Sopacua di Jakarta, Jumat (19/8).

Demokrat menilai perubahan sikap Nazaruddin akibat terpengaruh pihak lain. Pasalnya, sebelum tertangkap tim gabungan, Nazaruddin terlihat sangat berani mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan kasusnya. Tapi, kini malah bersikap sebabliknya.

Max juga tidak mempercayai surat Nazaruddin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut datang dari Nazaruddin. Apalagi, Istana sudah membantah menerima surat tersebut. "Dan surat yang dikirimkan Nazaruddin itu juga sudah dibantah oleh Istana," ujar Max.

"Kalau saya lihat perubahan sikap Nazaruddin sangat cepat ini karena dia dipengaruhi pihak lain. Dia ini sekarang seolah-olah sedang head to head dengan Pak SBY. Ini kan aneh, jadi pasti ada yang di belakangnya," jelas Max.

Terkait siapakah pihak yang mempengaruhi Nazaruddin tersebut, Max tak bisa menjelaskan secara pasti. Menurutnya, perubahan sikap tersebut dipengaruhi oleh orang-orang terdekat Nazaruddin. “Kami memang belum mengetahui secara persis siapa pihak yang melindungi Nazaruddin. Kemungkinan dilakukan oleh orang yang dekat dengan dia," tandasnya.

Tidak Peduli
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto mengatakan, pihaknya takkan terpengaruh dengan pengakuan Nazaruddin yang menyatakan lupa tentang kasus suap Sesmenpora dan sejumlah kasus korupsi lainnya. KPK hanya membutuhkan alat bukti untuk mengungkapkan kasus-kasus yang diduga melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu. "Kami hanya memerlukan alat bukti, bukan hanya keterangan dia," jelasnya.

Bibit mencontohkan, sikap Nazaruddin itu sama dengan Jaksa Urip Tri Gunawan, terpidana kasus suap. Pada waktu proses penyidikan, Urip mengaku sama sekali lupa terkait apa yang dia alami soal kasus suap yang menimpanya.

Namun, karena KPK memiliki alat bukti untuk menindaknya, akhirnya ia dihukum juga. Wakil Ketua KPK lainnya, M Jasin mengatakan, atas sikap Nazaruddin tersebut, ia mengingatkan tim penyidik untuk melakukan terobosan–terobosan dan strategi untuk mencari bukti-bukti di luar keterangan Nazaruddin.

“KPK akan menggali informasi, dan data untuk menemukan bukti-bukti dugaan korupsi yang dilakukan Nazaruddin dan dengan strategi yang dimiliki KPK. KPK tidak akan percaya begitu saja apa atas pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Nazaruddin,” jelas Jasin.

Teruslah Bernyanyi
Jasin juga meminta Nazaruddin untuk konsisten memberikan keterangan soal kasus suap yang diduga melibatkan sejumlah petinggi Partai Demokrat itu. "Kalau Nazaruddin semakin terbuka, itu semakin bagus. Dia punya data sesuai dengan yang disebut-sebut dan menyebut beberapa nama. Tetapi, kenapa sampai di sini (KPK) dia berubah, harusnya dia konsisten dengan apa yang pernah disampaikan," ujarnya.

Atas perubahan sikapnya itu, Jasin mengatakan KPK tinggal mengandalkan kepiawaian mereka dalam mengeksplorasi bukti-bukti yang ada untuk mengungkap keterlibatan nama-nama yang sempat disebut Nazaruddin itu. Jika nantinya penyidik menemukan cukup bukti kuat soal keterlibatan nama-nama yang pernah disebut Nazaruddin itu, Jasin memastikan KPK akan menjerat mereka secara hukum. "Kalau memang sudah ada bukti kuat, walau dia (Nazaruddin) diam, tetap kena," ucapnya.

Seperti diketahui, usai menjalani pemeriksaan di KPK, Kamis (18/8) kemarin, Nazaruddin mengaku lupa tentang semua hal yang terkait dengan kasusnya. Diduga kuat Nazaruddin bersikap seperti itu karena khawatir dengan keselamatan istri dan anak-anaknya.

Bahkan, dia mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta agar keluarganya tidak diusik. "Saya minta sama Pak SBY, jangan ganggu anak istri saya," ujar Nazaruddin. (irm/spr)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2