JAKARTA, Berita HUKUM - Densus 88 Antiteror berhasil membekuk tersangka sebagai komplotan teroris. Kedua terduga teroris tersebut berhasil di sergap disalah satu SPBU di Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa Besar wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) pada hari Sabtu (19/7) sekitar pukul 10.30 Wita.
"AH dan AS inisial nama yang terduga. AH merupakan DPO (daftar pencarian orang). Tapi saat penangkapan ada dua orang saat sedang menunggangi sepeda motor," ungkap Brigjen Pol. Drs. Boy Rafli Amar, selaku Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin (21/7).
Diketahui (AH) Adham Halid alias Rafi alias Memet (32), juga ada keterkaitan terlibat dalam sejumlah aksi perampokan kantor Pos dan Bank, untuk pembiayaan aksi terornya di wilayah Parung, Bogor dan Jogjakarta.
Untuk AH sendiri sudah di definisikan sebagai target buruan Densus 88 Antiteror Polri, sementara (AS) Agus Salim (31) alias Agus Abdullah Bin Ibrahim, belum diketahui dan akan diusut keterlibatannya saat ditangkap dalam keadaan bersamaan dengan AH. Sementara, sepeda motor yang digunakan merek Honda jenis Supra Fit warna hitam nopol EA 3885 HA dan Buku saat di TKP sudah diamankan untuk dijadikan barang bukti.
"Ia (inisial AH) merupakan anggota kelompok Abu Roban," tambahnya. Abu Roban alias Abu Untung alias Bambang Nangka yang dipastikan sudah tewas dalam baku tembak 8 mei 2013 lalu di Desa Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Pada Selasa (22/7) ini, terduga teroris tersebut akan dibawa ke Jakarta, namun saat ini AH maupun AS masih berada di Polda NTB guna di identifikasi untuk penggembangan lebih lanjut.
Selain terlibat perampokan, AH pun terlibat dalam pengiriman sejumlah amunisi serta peluru ke Makassar. Kendati demikian, Ia pun di-klaim ikut membantu kelompok teroris yang dipimpin Santoso yang beroperasi di wilayah Poso.
"Saat ini kita sedang maksimalkan penegakan hukum beberapa bulan terakhir, yang berkonsentrasi di NTB," ungkapnya.
Diduga ada keterkaitan pada kasus peristiwa penembakan oknum Polisi di wilayah NTB yang belum lama ini terjadi, saat ini penangkapan teroris tersebut pun sedang didalami dan dikembangkan oleh Kepolisian. Sekiranya ada keterkaitan dirinya dan jaringannya dengan kasus oknum Polisi yang tertembak dulu.
"Kita sedang dalami lebih jauh senjata yang digunakan berdasarkan pemeriksaan proyektil yang sedang kita kembangkan," tutup Rafli pada pewarta.(bhc/bar)
|