Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Muhammadiyah
Di Pedalaman Indonesia, Banyak Sekolah Muhammadiyah Berdiri Lebih Dulu Daripada Sekolah Pemerintah
2021-10-17 05:25:19
 

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Hadir dalam seminar nasional DPP Ikatan Alumni UNY bertajuk Membedah Sistem Pendidikan Muhammadiyah, Selasa (12/10) Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti mengungkapkan bahwa berdirinya sekolah Muhammadiyah di berbagai daerah terpencil bukanlah hal baru.

"Murid-murid di Muhammadiyah itu tidak terdiri dari warga Muhammadiyah saja atau masyarakat muslim saja. Tapi siapa saja yang belajar di Muhammadiyah akan diterima dengan sebaik-baiknya. Nah karena itulah maka banyak hal yang bisa kita lihat dari sisi historis bagaimana sekolah-sekolah Muhammadiyah itu berdiri lebih dulu dibandingkan dengan sekolah-sekolah pemerintah," tutur Mu'ti.

Abdul Mu'ti lantas menceritakan beberapa pengalamannya ke daerah terluar, salah satunya adalah wilayah Subaim dan Sofifi di Maluku Utara yang hanya memiliki lembaga pendidikan sekolah dasar saja.

"Pemikiran Muhammadiyah sederhana, bahwa masyarakat di situ tidak boleh berhenti pendidikannya hanya sampai tingkat SD. Mereka harus belajar pada tingkat yang lebih lanjut dan karena pemerintah tidak menyelenggarakan pendidikan maka Muhammadiyah menyelenggarakan pendidikan SMP yang saya mendapat cerita bagaimana mereka berjuang dari nol yang memang di situ sekolahnya dimulai dari prinsip yang penting ada sekolah saja dulu," kenangnya.

Pengalaman seperti di Subaim dan Sofifi ini menurut Mu'ti banyak ditemukan di berbagai daerah. Misalnya SD dalam kisah populer Laskar Pelangi, bahkan hingga Perguruan Tinggi di Indonesia Timur yang mayoritas peserta didiknya adalah non muslim.

"Pertimbangan pragmatis dan strategis karena masyarakat tidak mungkin selalu bisa keluar kuliah dari pulau karena sangat mahal dan agar bisa terjangkau dan bisa melayani masyarakat maka didirikanlah sekolah tinggi itu. Dan bupatinya pada waktu itu sangat berbahagia," ucapnya.(muhammadiyah/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Muhammadiyah
 
  Kalender Hijriah Global Tunggal: Lompatan Ijtihad Muhammadiyah
  Jusuf Kalla Sebut Pikiran Moderat Haedar Nashir Diperlukan Indonesia
  Tiga Hal yang Perlu Dipegang Penggerak Persyarikatan Setelah Muhammadiyah Berumur 111 Tahun
  106 Tahun Muhammadiyah Berdiri Tegak Tidak Berpolitik Praktis, Berpegang pada Khittah
  Siber Polri Tetapkan A.P Hasanuddin sebagai Tersangka Ujaran Kebencian terhadap Muhammadiyah
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2