Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Toleransi Beragama
Dialog Mempersatukan Toleransi Umat Beragama
Tuesday 17 Mar 2015 20:49:34
 

Tampak suasana seminar bertema 'Toleransi Umat Islam, Perbandingan di Indonesia dan Timur Tengah,' yang diadakan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, Jum'at (13/3) di Surakarta.(Foto: Istimewa)
 
SOLO, Berita HUKUM - Kehadiran dialog antar umat beragama dinilai sebagai kunci utama guna menghilangkan ketegangan dan penghindar kebencian antar umat beragama. Dialog yang dilandasi niat baik dan penuh kedamaian, sejalan dengan syiar Islam. Hal itu disampaikan Guru Besar Kajian Timur Tengah Universitas Gajah Mada, Prof. Sangidu dalam seminar bertema 'Toleransi Umat Islam, Perbandingan di Indonesia dan Timur Tengah,' yang diadakan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, Jum'at (13/3) di Surakarta.

Sangidu mengatakan bahwa, pemikiran Islam yang modern atau berpikiran maju, dapat sebagai tonggak toleransi.
"Budaya dialog yang berlandaskan niat baik merupakan contoh pola pikir maju umat Islam guna menegakkan toleransi. Kita bisa lihat contoh itu pada toleransi beragama di Timur Tengah, yaitu di Arab Saudi dan Mesir," papar Prof. Sangidu.

Dikatakan Sangidu, pemerintah Arab Saudi menjamin kehidupan dan keselamatan umat non muslim sebagai minoritas dengan catatan mengikuti aturan yang diberlakukan. Pun di Mesir, penduduk non muslim dapat berdampingan dengan masyarakat umat Islam. Pentingnya dialog untuk meredakan ketegangan antara Umat Islam dan non muslim terutama dengan Yahudi dan Nasrani, sebagaimana yang digagas Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan mendatangkan Rabi Spencer (ketua presidium yahudi internasional) dan Dr.Imam Syamsi Ali (Imam Besar Masjid di Amerika Serikat).

Dikesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, Dr. Abdul Matin, mengingatkan akan sejarah Islam dari kota Solo yang lekat sebelum jaman kemerdekaan.

"Sejarah Islam di Solo dimulai sebelum zaman kemerdekaan, dengan berdirinya Sarikat Dagang Islam dan Keraton Kasunanan Surakarta. Umat Islam telah berbaur dengan budaya serta adat istiadat jawa yang masih dipegang teguh penduduk jawa," kata Abdul Matin.

Abdul Matin mengingatkan, kota Solo di cap dengan militansi Islam radikal yang kuat, tapi itu tidak mencerminkan umat Islam di Solo pada umumnya, hanya beberapa golongan kecil.

"Kota Solo dituding sebagai kota produsen teroris, tapi umat Islam di Solo menurun hingga 70% sejak tahun 1998 hingga 2004. Jadi tudingan itu tidak tepat dan sangat tidak berdasar," jelas Abdul.

Baik Sangidu dan Abdul Matin sepakat, pemahaman yang salah terhadap ayat-ayat jihad oleh sejumlah kalangan tertentu dijadikan pembodohan dalam memahami Islam itu sendiri.

Kebanyakan penganut Islam garis keras yang menggunakan kekerasan dalam aktivitasnya adalah orang pendalaman Islamnya dangkal.(bhc/rar)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2