SAMARINDA, Berita HUKUM - Pesta demokrasi pemilihan legislatif (pileg) pada Rabu, (9/4) pagi tiba-tiba warga Rt. 17 Jl Ahmad Yani I (Cendrawasi) Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), digegerkan teriakan histeris dari seorang ibu yang berusia 65 tahun yang melihat anaknya yang diketahui bernama Ahmad Gazali (30) sudah tidak bernyawa di loteng rumahnya dengan menggunakan ikat pinggang.
Teriakan histeris tersebut mengundang perhatian warga sekitanya yang sebagian orang berada di TPS yang tidak jauh dari rumah korban yang menunggu antrian untuk melakukan pencoblosan.
Pantauan BeritaHUKUM.com yang di TKP, warga sekitar sudah memenuhi rumah korban dan diantaranya beberapa orang Polisi dari Polsekta Samarinda Utara, yang dipimpin langsung Kapolsek Kompol Erwin, yang melakukan evakuasi korban.
Tetangga korban yang bernama Bowo (20) kepada pewarta menuturkan, pagi tadi sekitar pukul 08.30 Wita, saya datang ke rumah korban untuk ajak korban pergi ke TPS untuk coblos, terang, Bowo.
"Saat itu mama korban naik ke atas loteng untuk panggil korban lama tidak sahut, mamanya congkel pintunya sudah melihat korban tergantung lantas teriak, panggil saya dan warga sekitar," ujar Bowo.
Ketika mamanya berteriak dan panggil saya, saya langsung naik keatas dan saya lihat dia tergantung dengan ikat pinggang, tak lama kemudian Polisi datang, jelas Bowo.
Ibu korban ketika dikonfirmasi pewarta mengatakan, anaknya telah menikah dengan orang banjar dan dikaruniai seorang cucu, dan tinggal dibanjar, baru-baru ini dia sudah cerah dengan istrinya dan kembali kerumah ini, jelas Ibu Korban.
"Beberapa hari ini dia sering mengeluh rindu dengan anaknya dibanjar yang masih kecil, dia juga sering mengeluh bahwa temannya kejar-kejar dia tagih utang, yang dipinjamnya satu juta,' ujar ibu korban.
Kapolsek Samarinda Utara, Kompol Erwin, saat di konfirmasi mengatakan, korbannya kita evakuasi dan dibawah ke RSU A.W Syahrani untuk dilakukan visum, untuk mengetahui sebab kematian korban dengan cara gantung diri, ujar. Kapolsek.
"Untuk motif kematian korban masih dalam penyelidikan, namun sementara meninggal dengan cara gantung diri menggunakan ikat pinggang, yang diduga stres karena pikiran anaknya di Banjar dan dikejar-kejar katanya ada pinjaman Rp 1 juta, "pungkas Kapolsek Erwin.(bhc/gaj) |