JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menegaskan bahwa Muhamamdiyah tidak dalam posisi mendukung atau tidak mendukung salah satu calon yang akan bertarung di pemilihan Presiden Indonesia 2014.
"Dalam kaitan dengan syukuran milad yang akan datang, sama sekali tak terpikirkan mau dipakai untuk penggalangan massa, karena Muhamdiyah bukan parpol, tidak terlibat dalam politik kepartaian, kekuasaan, maka saya sudah jelaskan tidak pada posisi bisa mendukung atau tidak mendukung," tegasnya di Jakarta, Kamis (15/11).
Namun, dia menegaskan, pihaknya berkepentingan dalam menegakkan moral dalam politik. "Sebagai organisasi dakwah, memang Muhamdiyah berpolitik moral, memberikan judicial review terhadap UU Migas, adalah amal, politik moral. Yang dilakukan Muhammadiyah yang saya sebut sebagai jihad konstitusi," jelasnya.
Menurutnya, mengenai posisinya sebagai pribadi tidak mudah untuk menjelaskannya. "Saya pribadi, saya agak susah saya jelaskan karena ada yang percaya dan tidak percaya, saya tidak PD (percaya diri) untuk mempersiapkan diri dan kemudian mencalonkan diri, baik sebagai calon presiden maupun wapres," jelasnya, seperti yang dikutip dari jurnas.com.
Menurutnya, keinginan menjadi seorang presiden itu sifatnya manusiawi. "Jadi manusiawi. Artinya saya tidak ingin katakan bahwa tidak punya keinginan, toh anak-anak SD juga punya keinginan. Tapi perlu saya tegaskan, sebagai Ketua Umum PP Muhamdiyah, saya merasa bersyukur dapat amanat sebagai presiden Muhamdiyah hingga saat ini. Saya juga punya jabatan presiden lain, yaitu presiden Konferensi Asia agama untuk perdamaian," jelasnya.(jns/bhc/opn) |