Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    
Terorisme
Doktrin Harga Diri Teroris, Memilih Tewas dan Tak Mempan Dirayu
Friday 03 Jan 2014 14:05:03
 

Karo Penerangan Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar (kiri) dan Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto (kanan) di Mabes Polri Jakarta Selatan, Jumat (3/1).(Foto: BH/put)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Karo Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar dalam keterangnya menyampaikan, bahwa dari hasil penyidikan Intelijen, teroris Ciputat merupakan pelaku peledakan Bom di Vihara Ekayana Tanjung Duren di Jakarta Barat, serta pelaku penebar maut teror terhadap petugas Kepolisian selama ini.

Dalam proses penangkapan terjadi baku tembak dan Densus 88 sudah berupaya bernegoisasi serta membujuk teroris, namun mereka tidak mempan dirayu.

"Saya tahu persis, karena saya, pernah jadi Kanit negosiasi Densus 88, jadi penegakkan hukum Polri sebagai pengemban. Sudah banyak contoh petugas kita tewas, karena kalah cepat dengan teroris, dan ini bukan eksekusi, karena ini merupakan penegakan hukum dalam memberantas aksi terorisme," ujar Brigjen Pol Boy Rafli Amar, dalam keterangannya di Mabes Polri Jl. Tronojoyo, Jakarta, Jumat (3/1).

Dalam konteks ini menurut Boy, sembari mencontohkan, jelas ada upaya aparat saat meminta para teroris Ciputat menyerah. Namun mendapat perlawanan dari para teroris dengan cara menembak dan melempar granat ke arah aparat.

Menurut Boy, proses penangkapan terhadap para pelaku teror di Ciputat merupakan hasil kerja penyelidikan dengan melakukan pengintaian.

"Kita tidak menduga-duga (menunjukan foto semasa para terduga hidup). Jadi kita sudah dapat data tentang mereka, tidak nebak-nebak," tegas Boy menjelaskan kembali.

Boy Perwira tinggi Polri ini menambahkan, sebenarnya tidak menginginkan proses pengungkapan sel teroris berakhir dengan tewasnya para teroris. Namun menurutnya, kondisi dilokasi jauh berbeda dengan yang di bayangkan banyak orang, dimana aparat Densus 88 harus dapat mengambil tindakan tegas dan terukur.

"Teroris itu, dirayu apapun mereka tidak mempan', sudah doktrinya, jadi bukan kita tidak ingin menangkap hidup-hidup, kita ingin mereka hidup, tapi jalan yang mereka ambil berbeda, mungkin ini masalah harga diri," tegas Boy meyakinkan.(bhc/put)



 
   Berita Terkait > Terorisme
 
  Hendardi: Penanganan Paham Radikalisme, Terorisme dan Intoleransi Harus Diperkuat
  Nasir Djamil: Jangan Sampai Ada Stigma Penanggulangan Terorisme Terkait Agama Tertentu
  IMMH UI: Perlu Adanya Refleksi terhadap Regulasi Anti Terorisme
  Beda dengan Kapolri, Pengamat Terorisme Sebut Teroris ZA Bukan 'Lone Wolf'
  Tengku Zulkarnain: Istilah Ekstremis Umumnya Dilontarkan Penjajah
 
ads1

  Berita Utama
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Digandeng Polri, Ribuan Ojol Deklarasi Jadi Mitra Jaga Kamtibmas di Monas

 

ads2

  Berita Terkini
 
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Mahfud MD Heran Diminta KPK Laporkan Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Agak Aneh Ini

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2