NEW YORK, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengemukakan usulan perlunya protocol internasional guna mencegah terjadinya persengketaan di masyarakat terkait perbedaan agama telah mendapatkan respof positif dari pemimpin dunia maupun pemimpin - pemimpin keagamaan.
“Atas usulan tersebut Indonesia mendapatkan respon yang baik dari sejumlah negara dan juga pemimpin agama di Amerika Serikat, termasuk di Indonesia”, kata SBY dalam jumpa pers di Hotel Millenium News York, AS, Jumat (28/9) siang waktu setempat.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya dalam pidato di depan Sidang Majelis Umum PBB ke - 67, di New York, Amerika Serikat, Senin (25/9) malam waktu setempat, Presiden SBY menyampaikan bahwa, walaupun terdapat berbagai inisiatif yang diambil oleh berbagai negara di dalam PBB dan forum lainnya, penistaan agama dan kepercayaan terus berlanjut. “Kita menyaksikan kembali wajah buruk dari bentuk penistaan agama dalam film Innocence of Muslims yang saat ini menyebabkan kegaduhan internasional", ucap Presiden.
Untuk itu, guna mencegah berulangnya persoalan penistaan terhadap agama atau kepercayaan yang dapat menimbulkan permusuhan dan kekerasan berdasarkan agama dan kepercayaan, Presiden menyerukan adanya suatu instrument internasional, yang berperan sebagai acuan yang harus ditaati oleh masyarakat internasional.
”Hence, I call for an international instrument to effectively prevent incitement to hostility or violence based on religions or beliefs. This instrument, a product of international consensus, shall serve as a point of reference that the world community must comply with”, seru SBY.
Presiden meminta Menlu Marty Natalegawa, Dubes Indonesia di PBB Desra Percaya, dan Dubes Indonesia untuk AS Dino Patti Jalal untuk segera melakukan langkah yang kongkrit untuk usulan protokol internasional ini ke PBB. Selanjutnya Presiden Yudhoyono akan mengirimkan surat kepada Presiden sidang Majelis Umum PBB dalam bentuk usulan yang kongkrit tersebut.
Jangan Sia - siakan Momentum
Terkait hasil kunjungannya secara keseluruhan ke AS, Presiden SBY yang didampingi Menperind MS. Hidayat, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalagi, dan Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto berharap dengan hasil yang dicapai, meski belum maksimal namun kita patut mensyukurinya. "Jangan sia - siakan momentum yang baik ini, agar kita bisa memperbaikinya dan tidak cepat berpuas diri", kata SBY.
Presiden menyampaikan rangkaian kegiatannya di Amerika Serikat di antaranya adalah:
Pertama, di bidang ekonomi menghadiri sejumlah pertemuan untuk menggalang investasi ke Indonesia, seperti Indonesia Investment Day, juga adanya roundtable dengan pengusaha di AS agar bersedia menambah investasinya di Indonesia. Juga gala dinner untuk forum di dunia bisnis. Adapun pertemuan bilateral dilakukan dengan sejumlah negara termasuk Mesir, Brazil, Bulgaria, Finlandia, dan Italia yang tertarik melakukan kerjasama di bidang ekonomi terutama di bidang ketahanan energi dan ketahanan pangan.
Kedua, dibidang pembangunan. Indonesia bekerjasama dengan Millenium Challenge Cooperation yang akan memberikan hibah 600 juta dollar AS yang dananya disesuaikan dengan kepentingan Indonesia . Presiden juga bertemu dengan World Food Programme yang akan mensupport Indonesia dibidang ketahanan pangan. Sementara saat bertemu dengan Yayasan Soros Foundation, pihak Soros menawarkan kerjasama dibidang kehutanan dan lainnya.
Ketiga, misi Indonesia yang utama sebagai Co chair (Ketua bersama) Post MDGs dengan dua kepala negara lainnya (PM Inggris dan Pres Liberia). ketiganya diminta oleh PBB untuk merumuskan kerangka kerja yang baru post MDGs 2015 untuk memerangi kemiskinan, ketidakadilan, dan lingkungan. Ketiga pemimpin telah bertemu dan memiliki pandangan yang sama untuk saling bekerjasama dalam membuat kerangka kerja yang baru untuk ketiga bidang tersebut pasca 2015.
Keempat, Indonesia juga memainkan peran dalam high level panel G7+ dimana Indonesia telah sharing pengalamannya dalam melakukan peace building capacity and resolution conflict, terhadap kelompok negara negara berkembang pasca konflik. Indonesia juga memainkan peran yang cukup aktif dalam open government partnership bersama Brazil, AS, Inggris, Mesir. Ini fokusnya bagaimana pemerintahan di negara yang demokratis lebih transparan dan pemerintahannya efektif.
Presiden Yudhoyono juga telah bertemu dengan Sekjen PBB dan pimpinan lainnya di PBB yang meminta peran Indonesia di dunia internasional agar lebih ditingkatkan tidak hanya di tingkat regional.(skb/bhc/opn) |