Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Pemilu    
Pilkada
Eep Saefulloh: Posko Pemenangan Ahok Ada di Istana, Operatornya Menkopolhukam
2017-05-21 16:24:16
 

Tampak Eep Saifulloh Fatah dan para pembicara di seminar "Politik Dalam Islam".(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Benarkah kemenangan Anies-Sandi mengalahkan Ahok karena mempolitisasi SARA dan masjid saat kampanye Pilkada DKI Jakarta?

Konsultan politik, Eep Saifulloh Fatah menjawabnya, saat menjadi narasumber di seminar "Politik Dalam Islam" Membangun Ghirah Politik Umat Islam Dalam Rangka Memperteguh Persatuan Nasional di Universitas Paramadina, Sabtu (20/5).

"Bukan. Prinsip dasar pemenangan Anies - Sandi bukan karena politisasi masjid dan politisasi sara," kata CEO Polmark Indonesia itu.

Eep menambahkan, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017.

Pertama, incumbency tidak selalu merupakan keuntungan atau modal pemenangan. Tapi bisa juga merupakan beban dan cikal bakal kekalahan.

"Petahana bukan dinilai dari apa yang dijanjikan, tapi pembuktian. Jika seseorang belum tampil, makan akan berstatus mitos. Ketika resmi menjabat, Gubernur atau Presiden, dia akan disebut historis. Begitu juga dengan status Ahok selaku Gubernur. Dia bukan mitos, tapi historis. Setelah pencoblosan malah mitologi yang banyak keluar," papar Eep.

Selain itu, lanjutnya, kekuasaan (power) bisa dikalahkan oleh pengaruh (influence). Artinya, kampanye yang tidak berorientasi pada pemilih, bukanlah pilihan.

Apalagi, saat Pilkada DKI berlangsung, Anies-Sandi menghadapi lawan yang diduga mempolitisasi birokrasi.

Khususnya dari pihak aparatur keamanan dan intelijen. Padahal, secara intensif dan ekstensif, hal itu tidak akan efektif jika bertentangan dengan "atmosfer elektoral."

"Bayangkan saja. Posko pemenangan ada di Istana. Operatornya, Kepala Kepolisian, Kepala Inteleijen dan Menkopolhukam. Dengan segala resiko saya sebutkan ini," sindir Eep disambut tawa peserta seminar.

Hasil Pilkada Jakarta, tambah Eep, membuat politik Indonesia seolah menjadi besi yang kembali panas. Ibarat besi yang panas, politik Indonesia memungkinkan untuk dibentuk ulang.

"Kalau kata tukang besi, untuk membentuk besi itu harus dipanaskan dulu. Jadi, teman-teman jangan cemas dengan kondisi politik saat ini. Dibalik hal yang mencemaskan, akan ada hikmah yang membahagiakan," paparnya.

Salah satu langkah kemenangan Anies-Sandi, ungkap Eep, tak lepas dari wejangan gurunya saat dirinya menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah.

Pesan gurunya, Eep perlu memaksimalkan ilmu pengetahuan jika ingin memenangkan kontestasi Pilkada DKI.

"Guru saya ajarkan politik. Kira-kira, kalau mau merebut dunia? Harus pakai ilmu. Mau merebut akhirat? Juga pakai ilmu. Mau rebut dua-duanya? Pakai ilmu. Jadi, isu surat Al-Maidah buka isu yang mudah termakan. Orang yang masuk masjid saja sudah pasti tidak pilih Ahok," pungkasnya.(pojoksatu/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Pilkada
 
  Pramono Anung-Rano Karno Menangi Pilkada Jakarta 2024
  Tanggapi Pernyataan Jokowi, Mahfud: Enggak Biasa...
  Peneliti: 57 Calon Dinasti Politik Menang Pilkada 2020
  Komisi II Apresiasi Tingginya Partisipasi Pemilih Kepri pada Pilkada Serentak 2020
  Calon Tunggal Pilkada Kutai Kartanegara Hadapi Gugatan di MK, Warga Harapkan Keadilan
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2