JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Fraksi Parta Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR menggeser Fahri Hamzah dari Komisi III ke Komisi VI sekaligus anggota Badan Kehormatan (BK) DPR. Ia pun secara resmi tidak lagi menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III.
Penggeseran Fahri ini disampaikan Ketua FPKS DPR Mustafa Kamal kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/111). Menurut dia, alasan rotasi itu, karena rekam jejak Fahri dalam penegakan hukum dan menjaga kewibawaan DPR. "Fahri diharapkan bisa mengawal DPR dalam rangka peningkatan BK," ujarnya.
Dijelaskan pula, posisi Fahri di Komisi III digantikan Nasir Jamil. Sedangkan untuk BK DPR, Anshory Siregar akan digeser, karena Fahri masuk. Kocok ulang sejumlah anggota FPKS di komisi dan alat kelengkapan DPR itu, telah dibahas pimpinan DPP PKS dan Majelis Syura PKS.
Mustafa membantah bahwa rotasi yang dilakukan ini, karena ide Fahri yang ngotot untuk membubaran KPK. “Proses rekomposisi dilakukan sebelum ada pernyataan KPK, apalagi terkait isu reshuffle. Kami sudah lama rancang, tapi momentum pengumumannya akhir 2011 ini," imbuhnya.
Namun, Mustafa mengakui, rotasi ini kebetulan saja bertepatan dengan segala isu yang berkembang mengenai internal partai dan pascareshuffle."Itu kebetulan saja, kan setiap kader diberikan kesempatan yang sama, untuk meningkatkan kualitas SDM," ungkapnya.
Lebih lanjut, Mustafa menambahkan, FPKS tidak merasa takut kehilangan sosok Fahri yang dikenal sebagai sosok yang pemberani dan keras mengomentari permasalahan, khusunya KPK. "Di PKS tidak ada ketergantungan kepada siapapun, tidak ada tokoh yang egaliter, PKS punya banyak kader," ujarnya.
Mustafa pun menjamin Fahri Hamzah akan tetap kritis, meski posisinya digeser dari Wakil Ketua Komisi III menjadi anggota Komisi VI. "Dia (Fahri-red) akan tetap kritis, dia bisa (komentari KPK). Beliau berhak jika ada pendapat-pendapat. Itu tidak bisa dibatasi," ujar dia.
Mustafa menegaskan PKS tidak tergantung kepada siapapun. PKS memiliki banyak kader yang kritis, tidak hanya Fahri Hamzah. "Di PKS tidak ada ketergantungan kepada siapapun. Tidak ada tokoh, kami punya banyak kader yang kritis," katanya.
Dihubungi terpisah, Fahri Hamzah mengakui bahwa dirinya dirotasi dari Komisi III ke Komisi VI dan BK DPR. Berbeda dengan Mustafa, Fahri menyatakan belum mengetahui siapa penggantinya. "Saya pindah ke komisi VI. Belum tahu saya mengganti siapa. Nanti tunggu suratnya dulu," kata Fahri.
Fahri membantah kabar yang menyebutkan dirinya digeser, karena terlalu kritis kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau masalah internal serta KPK. "Inikan bukan kabinet, pergantian biasa. Kalau kabinet ada yang tidak dapat," imbuh penggagas pembubaran KPK ini.(inc/rob)
|