JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengecam Rektor UNJ yang memecat mahasiswanya. Justru, rektor harus bangga punya mahasiswa yang kritis, karena itu pertanda nurani bangsa masih hidup.
"Menyesallah Pak Rektor karena Anda tidak pernah menjadi demonstran seperti mahasiswa yang anda pecat. Menyesallah Pak Rektor karena anda bercokol lebih sebagai pejabat dari pada penjaga kebebasan akademis", ujarnya dalam surat terbuka yang diterima Parlementaria, Rabu (7/1).
Pimpinan DPR Kordinator KESRA ini menegaskan, dunia akademik harus dibebaskan dari tekanan apapun selain ilmu pengetahuan. Sehingga dalam kampus, tempat kebebasan berpikir kita semai, tidak boleh ada simbol kekuasaan.
"Terima kasih Pak Rektor, anda mengingatkan mereka ketika politik atau kekuasaan telah bersenyawa dengan para Ilmuan. Ketika kebenaran telah dirampas dari ilmu pengetahuan. Dan ketika semua menjadi kelam, karena kebenaran tenggelam bersama dominasi kekuasaan" jelasnya.
Mungkin ini, kata Fahri, pertanda yang berulang dalam setiap perubahan besar. Bahwa kebenaran mesti diperjuangkan oleh keberanian dan ketika semua telah menjadi mapan, kita hanya punya satu pilihan yaitu hidup bersama dengan orang-orang yang dalam hatinya penuh keberanian.
Dalam sejarah Indonesia, lanjutnya, inilah yang muncul dalam setiap reformasi dan kemerdekaan. Dan keberanian itu telah muncul bersama pemuda dan mahasiswa. Sumpah Pemuda 1928 adalah sumpah keberanian. Proklamasi 1945 diwarnai penculikan dan reformasi 1998 adalah demonstrasi keberanian.
Saat ditanyakan mengenai alasan Rektor yang memecat mahasiswa tersebut berdasarkan UU ITE dan provokasi massa, Fahri menegaskan, "Rektor tidak bisa mengambil tindakan pemecatan sebab mahasiswa bukan pegawai rektor dan dalam melakukan kritik atas kampus mahasiswa leluasa. Kepala negara saja boleh dikritik apalagi rektor," tekan dia.
Sementara, Ronny Setiawan. Nama ini sedang menjadi trending topic pembicaraan publik tanah air setelah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini diberhentikan secara sepihak oleh Rektor UNJ karena dituding melakukan kegiatan yang tergolong kejahatan dan penghasutan dengan menggelar unjuk rasa.
SK Pemberhentian Ronny Setiawan ditandatangani oleh Rektor UNJ, Dr Djaali, tertanggal Senin 4 Januari 2016.
Menilik latar belakangnya ternyata mahasiswa Fakultas MIPA UNJ ini memang dikenal mahasiswa yang sangat idealis dan memiliki kepedulian terhadap berbagai persoalan bangsa, terlebih di era Presiden Joko Widodo dimana rakyat hidupnya makin susah.
Idealisme Ronny tak bisa dibeli dan tak bisa ditawar. Salah satunya adalah saat Presiden Jokowi mengundang para pimpinan BEM universitas-universitas untuk santap makan di Istana Negara pada Mei tahun 2015 lalu.
Tercatat, seperti dilansir media TeropongSenayan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, Senin (19/5/2015) malam.
Beberapa perwakilan mahasiswa pun menghadiri undangan Jokowi tersebut. Namun, Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta (UN) Ronny Setiawan menolak datang ke acara jamuan makan bersama Presiden Jokowi.
"Saya ingin menyampaikan kepada seluruh mahasiswa Indonesia dan rakyat Indonesia, saya selaku Ketua BEM UNJ dan koordinator wilayah BEM SI BSJB menolak dengan tegas undangan dari presiden," ujar Ronny.
Awalnya Ronny mengira bahwa undangan tersebut bermaksud mengajak dirinya beserta rekan-rekan BEM Seluruh Indonesia untuk berdialog.
"Ternyata dugaan saya salah, Jokowi selaku Presiden RI ternyata mengundang untuk makan malam sebagai salah satu upaya untuk membeli dan meruntuhkan idealisme kami sebagai mahasiswa," ungkapnya.
Dia berjanji pihaknya tidak akan mengorbankan apa yang sudah menjadi komitmen mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.
Dan kini, mahasiswa idealis ini diberhentikan sebagai mahasiswa UNJ secara sepihak oleh Rektor UNJ.
Tentu, tindakan sewenang-wenang Rektor UNJ yang berubah jadi Diktator ini harus dilawan.
"Saya baru menulis soal #JiwaReformasi dan Demokrasi Kampus..Tiba2 ada rektor yg pecat mahasiswa karena kritis. lawan!" kata Fahri melalui akun twitternya @Fahrihamzah, Rabu (6/1) pagi.
"Dia kira dirinya siapa ya tu rektor...pakai UU ITE pecat mahasiswa...#SaveRonny #SaveUNJ," lanjut Fahri.(jk/dpr/portalpiyungan/bh/sya) |