INGGRIS, Berita HUKUM - Sir Paul McCartney mengaku 'tiba-tiba dibanjiri dengan kenangan dan emosi' setelah menemukan kembali sejumlah foto The Beatles pada tahun 1960-an yang sempat hilang.
Sir Paul mengabadikan foto-foto tersebut selama "tiga bulan periode perjalanan yang melelahkan" pada 1963 dan 1964. Namun, dia meyakini foto-foto itu telah hilang.
Baru-baru ini, Sir Paul menemukan kembali foto-foto tersebut. Hal ini membuatnya "terjun tepat di tengah-tengah" pengalaman itu.
Foto-foto ini akan dipamerkan di Galeri Potret Nasional Inggris sebagai bagian dari acara peluncuran kembali galeri tersebut, dan diterbitkan dalam sebuah buku.
Pameran bertajuk Paul McCartney Photographs 1963-64: Eyes of the Storm akan dibuka antara 28 Juni dan 1 Oktober sebagai satu dari dua pameran utama yang akan meluncurkan program musim panas galeri di London itu.
Foto-foto ini diambil Sir Paul dari Desember 1963 hingga Februari 1964, salah satu periode penting bagi band asal Liverpool itu.
Rangkaian foto tersebut merekam kebangkitan mereka sebagai superstar global, penampilan mereka yang memecahkan rekor di The Ed Sullivan Show, dan ulang tahun ke-21 anggota termuda kuartet itu, yaitu George Harrison.
Sir Paul mengatakan ia menemukan kembali sekitar 1.000 foto dalam arsipnya, yang diambil dengan kamera 35mm dan mendokumentasikan "kekacauan" yang disaksikan band itu ketika mereka singgah di Liverpool, London, Paris, New York, Washington, dan Miami.
"Siapapun yang menemukan kembali barang peninggalan pribadi atau harta karun keluarga pasti segera dibanjiri dengan memori dan emosi yang terkubur dalam kabut waktu," ujarnya.
"Itu persis pengalaman saya ketika melihat foto-foto ini, semuanya diambil selama tiga bulan periode perjalanan yang melelahkan.
"Sungguh sensasi yang luar biasa bisa terjun tepat di tengah-tengah pengalaman ini."
Sir Paul menambahkan bahwa foto-foto ini adalah "dokumentasi pribadi saya untuk perjalanan besar pertama kami."
"[Dokumentasi ini adalah] jurnal fotografi The Beatles di enam kota, mulai dari Liverpool dan London, lalu Paris - tempat John dan saya hanya orang biasa yang mencari tumpangan tiga tahun sebelumnya. Perjalanan itu kami anggap sebagai perjalanan terbesar, kunjungan pertama kali kami sebagai grup ke Amerika," ujarnya.(BBC/bh/sya)
|