SAMARINDA, Berita HUKUM - Gerah dengan lumpur akibat jalan yang rusak, membuat ribuan warga masyarakat Perumahan Bengkuring dan sekitarnya Sempaja Utara dan Selatan Rabu (22/5) mulai pukul 07:00 WITA pagi kembali melakukan aksi memblokir jalan, karena akses jalan utama Jl. Padat Karya rusak parah dan tak kunjung diperbaiki.
Akibat pemblokiran jalan itu, ratusan kendaraan tidak dapat melintas. Bahkan pelajar harus berjalan kaki ratusan meter untuk mencari angkot ke sekolah, demikian dikatakan Fajar (49) warga Bengkuring Sempaja Selatan, kepada pewarta BeritaHUKUM.com.
Kami sangat mendukung aksi warga untuk memblokir jalan. "Kita tidak bisa mengatakan tidak mendukung aksi ini, arena itu murni kepentingan bersama, dan tidak untuk kepentingan perorangan atau usaha lainnya," ujar Fajar.
Fajar menambahkan, jalan rusak yang telah lama tidak mendapat perhatian Pemkot ini sangat merepotkan warga, akibat jalan berlumpur dan kerap terjadi kecelakaan lalu lintas, jelas Fajar.
Apabila saat hujan jalan ini menjadi sumber bencana karena jalan terendam banjir sehingga beberapa warga terjatuh.
Melalui aksi ini menurut Fajar, warga meminta Pemkot Samarinda segera memperbaiki jalan tersebut, andil besar yang membuat jalan rusak adalah aktifitas pertambangan juga membuat drainase dan jalan menjadi tidak terawat dan mudah rusak.
"Aksi demo tahun 2012 yang Wakil Ketua DPRD Kaltim yang turun dan menandatangani kesepakatan dengan warga bahwa tahun 2013 dapat mengalokasikan anggaran Rp 7,5 Miliar untuk perbaikan jalan padat karya, tapi hasilnya bohong," tandas Fajar.
Beberapa wartawan media Televisi dan BeritaHUKUM.com diantara beberapa warga dengan sepeda motor untuk meninjau langsung di ruang jalan yang rusak, nampak ruang jalan padat karya berlumpur dan berbatu sepanjang hampir satu kilo ditanami beberapa pohon pisang ditengah jalan, membuat warga ekstra hati-hati karena sering terjadi kecelakaan.
Sedangkan Muhammad Toyib selaku koordinator aksi warga mengatakan bahwa aksi ini merupakan keprihatinan warga atas musibah yang terjadi di Bengkuring, selain jalan yang rusak dan berlumpur banjir yang kerap melanda pemukiman warga, juga tak jarang menimbulkan kecelakaan lalu lintas, yang disebabkan jalan yang rusak dan lumpur, ujar Toyib.
Muhammad Toyib juga menekankan aksi pemblokiran jalan ini tetap dilakukan sampai pejabat Walikota dan atau Dinas PU untuk datang dan memberikan jaminan untuk diperbaiki baru pemblokiran jalan kami buka, tegas Toyib.
"Kami buka pemblokiran jalan setelah ada jaminan dikerjakan perbaikan jalan," tegas Toyib.
Kita tetap menunggu dan apabila tidak ada jaminan dari pemerinra untuk segera diperbaiki jalan, maka jalan padat karya akan kita tutup total, pungkas Toyib.(bhc/gaj) |