Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Cyber Crime
Hati-Hati, Pengunjung Situs Resmi Jadi Target Serangan Cyber
Friday 19 Apr 2013 10:24:11
 

Ilustrasi.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Tidak hanya lewat phising, spam, hingga adware, kini penyebar ancaman cyber juga sudah mulai menyusupi situs resmi untuk mengincar korbannya. Bahkan menurut laporan yang disampaikan Symantec terungkap bahwa 61% situs resmi telah disusupi ancaman cyber.

Tentunya hal tersebut sangat membahayakan bagi pengguna internet, karena secara tidak sadar telah menjadi target serangan. Hal tersebut dapat terjadi karena masih banyak situs resmi yang tidak melakukan update patch untuk melindungi sistemnya.

"Tanpa sadar, pengunjung situs resmi mungkin saja telah menjadi incaran ancaman cyber, karena situs resmi kini mulai dimanfaatkan penyebar malware untuk mengincar korbannya," tutur Raymond Goh, Senior Director Systems Engineering & Alliances ASR Symantec di Grand Hyatt, Jakarta.

Tidak hanya mengintai dari dalam situs resmi, seperti dikutip dari detikcom, dedemit maya juga makin masif memperluas ancamannya lewat perangkat mobile. Seperti pada Android, dari 13 potensi kerentanan yang ada di dalamnya, ditemukan 103 ancaman yang siap menghantui pengguna.

Berbanding terbalik dengan kondisi di iOS, karena dari 387 potensi kerentanan yang dimilikinya, baru ditemukan 1 ancaman saja yang menghantui pengguna. Demikian berdasarkan Internet Security Threat Report 2013 Symantec.

Ketatnya seleksi yang dilakukan Apple bagi aplikasi yang ingin masuk App Store diduga kuat menjadi pelindung iOS dari potensi ancaman cyber. Berbeda dengan Google Play yang sifatnya lebih terbuka sehingga banyak aplikasi di dalamnya sering 'lolos sensor'.

"Seleksi ketat Apple berhasil menghindarkan pengguna iOS dari ancaman cyber yang mungkin terjadi, berbeda dengan Android yang sifatnya terbuka sehingga banyak aplikasi yang berpotensi menyebar ancaman mudah masuk dalam layanan aplikasinya," pungkas Raymond.(dtk/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Cyber Crime
 
  Website Diretas, Puan Maharani Minta BSSN Berbenah Diri
  Jerman Mulai Selidiki Dugaan Serangan Siber oleh Rusia
  2 Pelaku Tindak Pidana Peretasan Situs Sekretariat Kabinet Ditangkap Bareskrim Polri
  Biro Paminal Divpropam Susun SOP Patroli Siber, Pengamat Intelijen: Upaya Menuju Polri Presisi
  Deteksi Dini Kejahatan Siber, Baintelkam Polri - XL Axiata Tingkatkan Sinergitas
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2