KOREA UTARA, Berita HUKUM - Rusia telah mendesak AS dan Korea Utara untuk menahan diri setelah Pyongyang mengatakan pihaknya telah memasuki "keadaan perang" dengan Korea Selatan dalam eskalasi yang terus berlanjut.
"Kami berharap bahwa semua pihak akan melaksanakan tanggung jawab maksimal dalam mengendalikan diri. Tidak ada yang akan menyeberangi titik yang tidak kembali," kata senior di kementerian luar negeri Rusia, Grigory Logvinov menanggapi ketegangan yang terus meningkat antara Korea Utara dan Korea Selatan yang didukung penuh Amerika Serikat, Sabtu (30/3).
Jumat kemarin Pentagon menyatakan bahwa AS mampu membela dirinya sendiri dan sekutu-sekutunya terhadap serangan rudal dari Korea Utara, dimana Kim Jong Un sebagai Pemimpin tertinggi Korut telah menyatakan bahwa roket telah siap untuk ditembakkan di pangkalan Amerika di Pasifik, kata Kim menanggapi AS terbangnya 2 pesawat berkemampuan nuklir B-2 pembom siluman di atas semenanjung Korea pekan ini.
Sementara itu Earnest Josh, juru bicara Gedung Putih, kepada wartawan yang bepergian dengan Barack Obama di Air Force One ke Miami, mengatakan bahwa argumen ancaman yang sering berasal dari Korea Utara hanya memperdalam isolasi terhadap Korea Utara itu sendiri dan bangsa Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk menjaga sekutunya dan kepentingan AS yang ada di sana, seperti dilansir Guardian.co.uk.
Korut telah mengumumkan bahwa pasukannya telah ditempatkan pada posisi siaga tinggi sejak hari Selasa dan sejak 2 pesawat Stealth AS terbang Kim Jong Un mengulangi pertemuan darurat pada hari Jumat kemarin yang lebih menegaskan bahwa seluruh pasukannya dalam posisi siaga tinggi.(grd/bhc/mdb)
|