JAKARTA, Berita HUKUM - Aksi demo jalan kaki ratusan (KM) petani Jambi dan Lampung hari ini ditengah guyuran hujan deras, terus bersemangat melakukan orasi dan mimbar bebas Rabu (23/1) di depan Istana Negara Jakarta Pusat.
Aksi ini merupakan kecaman kepada Menteri Kehutanan yang telah mengingkari janji pada petani, ujar Siti Misbah, wanita Petani asal Mandiangin Kab. Saorolangun Jambi.
Aksi kali ini juga dihadiri perwakilan kelompok tani dari seluruh nusantara yang terdiri dari KPA, SPP, PMK HKBP JAKARTA, Komite Revolusi Agraria (KRA) Sumut, FUTASI Siantar dan kelompok Tani Aceh, Lampung, Jabar, Sulut, Papua, dan Kalimantan.
"Selama 67 hari mulai dari tanggal 15 November 2012, kami malakukan aksi jalan kaki menuju Jakarta, kemarin sore pukul 16:00 WIB kami sampai di Jakarta," ujar Siti Misbah.
"Sementara kalau hanya aksi-aksi dan janji saja, kita tunggu progresnya sampai tuntas, lahan tani suku anak dalam 3550 hektar, Kunan Jaya 2 ada 8000 hektar, Batang Hari dan Sorolangun 3482 hektar, lahan kami harus diperjuangkan," ujar Cholil Siregar.
"Di daerah sudah 4 kali aksi demo hingga pendudukan ke kantor Gubernur Jambi. Yang menduduki kawasan hutan, dulu dijaga aparat kepolisian Pol Airud, sekarang sudah tidak ada lagi aparat Polri, yang ada Preman yang mengancam kami petani," ungkap Cholil Siregar.
"Adapun yang mengusai lahan petani adalah perusahaan restorasi yang di back up pemerintah daerah dan Kementerian Kehutanan," jelas Cholil Siregar pengurus Komite Pimpinan Wilayah serikat Tani Nasional Jambi, kepada pewarta BeritaHUKUM.com.
Sementara ketua FBLP Jumisih mengatakan, mendukung teman-teman petani jambi, karena petani adalah inspirasi kaum buruh, dan kami juga berhadapan dengan pemerintahan yang ribet mengurus buruh, tani kaum miskin kota.
Sedangkan Chandra Hutasoit Pelayan Buruh Jakarta (PBJ) juga ikut turun dalam aksi dan mendukung perjuangan kaum tani, dan buruh yakni untuk menggalang kekuatan rakyat di semua sektor Reforma Agraria.(bhc/put) |