Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Perdata    
Anak
Jam'iyah Batak Muslim Indonesia: Tes DNA Mutlak untuk Lindungi Hak Perdata Anak
2019-12-19 23:30:55
 

Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) melakukan foto bersama dengan para pembicara usai FGD.(BH/amp)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) mendorong tes DNA (Deoxirybo Nucleic Acid) sebagai unsur Mutlak alat bukti dalam memberikan perlindungan hak perdata anak.

Ketua Umum DPP JBMI, H.Albiner Sitompul menjelaskan, sejauh ini JBMI berasumsi bahwa teknologi DNA menjadi faktor penting sebagai way out (jalan keluar) terhadap problematika kewarisan dalam hukum Islam.

"Sesuai dengan maqashid syari'ah dalam memelihara keturunan, tes DNA mutlak sebagai alat pembuktian, baik dalam penetapan nasib maupun dalam penetapan ahli waris," kata Albiner dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Tes DNA 'Mutlak' dalam melindungi hak Perdata Anak", di Kantor JBMI, Rawamangun, Jakarta, Kamis (19/12).

Berangkat dari hal itu, JBMI merekomendasikan perlunya kajian akademis secara mendalam untuk menjawab persoalan terkait tes DNA dalam pembuktian proses hukum di Indonesia.

"Ini tentunya perlu kajian dengan berbagai perspektif; perlindungan ibu dan anak, hukum Islam, praktik hukum di Indonesia, genealogi dan lainnya," ujar Albiner.

Menurut Albiner, perlu kesamaan pandangan uji publik terhadap penentuan hak perdata anak, kebijakan hukum terkait dengan semangat pembangunan hukum perdata Islam di Indonesia, dan kesamaan pandang terhadap penyelesaian sengketa waris yang terkait dengan status perdata anak berbasis Tes DNA.

Sementara Ahli Hukum Islam dari Alumni UIN Sumatera Utara, Harmaini Sitorus sebagai pembicara pertama menyebut pentingnya tes DNA dalam perspektif Usul Fiqh.

Ia mengatakan, asal usul mengapa persoalan ini penting terdapat dalam kajian hukum Islam dan masuk ranah maqosidus syariah atau maksud dan tujuan.

Harmaini menjelaskan, umumnya tujuan hukum Islam ada lima, yakni pertama, memelihara akal. Kedua, memelihara harta. Dan ketiga, memelihara jiwa, sedangkan keempat adalah memelihara Agama.

"Yang kelima jelas, tujuan dan maksud hukum Islam adalah memelihara keturunan. Nah ini makanya tes DNA menjadi mutlak penting," paparnya.

Masih soal tersebut, Praktisi Hukum James Simanjuntak SH, MH mengatakan, Tes DNA memang belum ada dalam aturan hukum Indonesia.

Sejauh ini, lanjut James, tes DNA hanya dijadikan petunjuk oleh hakim yang sifatnya diterima atau tidak tergantung hakim.

"Dalam bahasa hukumnya, tes DNA hanya alat bukti sekunder. Dan untuk meyakinkan hakim, maka siapa yang mendalilkan dengan satu alat bukti lagi dan biasanya keterangan saksi," jelas pria yang juga Alumni Universitas YARSI Jakarta ini.

James pun menyebut tes DNA sudah semestinya merupakan alat bukti yang kuat dan primer dan masuk dalam aturan hukum positif. Sebab, hal ini juga berkaitan dengan perkembangan teknologi.

"Sama dengan UU ITE, awalnya kan dokumen atau file elektronik tak diterima jadi alat bukti, tapi sekarang sudah diterima jadi alat bukti," jelasnya.

"Minimal ada dalam surat edaran MA, tes DNA mutlak dan menjadi alat bukti yang kuat dan jadi acuan hakim," lugasnya.

Acara FGD yang cukup banyak mendapat responsif dari peserta dan wartawan ini, dimoderatori oleh Syarif aI-Baihaqqi Sinaga, SH (Alumni Ull, Yogyakarta) dan ditutup oleh Sekjen JBMI H.Arif Rahmansyah Marbun.(bh/amp)



 
   Berita Terkait > Anak
 
  Anak dengan Obesitas Rentan Alami Komplikasi
  Bocah Korban Penganiayaan Ayah Kandung di Tangsel Siap Diasuh Kapolda Metro Irjen Fadil Imran
  Program Anak Asuh OAP Polda Jateng Diapresiasi Tokoh Masyarakat Papua
  Berhasil Ungkap Praktik Aborsi, Komnas Perlindungan Anak Beri Penghargaan kepada Jajaran Ditreskrimsus PMJ
  Polisi Tangkap 6 Pelaku Kasus Ekploitasi dan Perdagangan Anak Dibawah Umur
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2