AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Sindikat penipuan kartu kredit tak memilah korbannya. Baru-baru ini, Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat, John Roberts, yang dua hari ini sibuk menangkis serangan legalitas pernikahan gay, menjadi korbannya.
Masalah kartu kredit Roberts pertama kali dilaporkan oleh Washington Post. Seorang sumber di Mahkamah Agung mengatakan Roberts mengetahui seseorang menggunakan nomor kartu kredit miliknya saat mampir di Starbucks di pinggiran kota Maryland. Ia membayar menggunakan uang tunai karena segera membatalkan kartu setelah menemukan bahwa orang lain telah menggunakannya.
Kathy Arberg, juru bicara Mahkamah Agung, tak segera memberi komentar mengenai insiden tersebut. Namun, sumber yang dekat dengan Roberts menyatakan kasusnya kini tengah ditangani polisi.
Kejahatan uang plastik itu terus bertambah setiap tahun. Kasus pemalsuan kartu kredit terbaru terjadi di gerai Body Shop Indonesia, di mana sejumlah data nasabah dicuri saat sedang berbelanja di toko kosmetik itu.
Data yang dicuri itu kemudian digunakan untuk membuat kartu duplikat. Transaksi dari data kartu curian ini diketahui dilakukan di Amerika Serikat dan Meksiko.(rts/bhc/rby) |