Korea Utara Kim Jong-un: 'Seluruh AS dalam Jangkauan Serangan Rudal Balistik Korea Utara' 2017-07-30 18:56:05
Kim Jong-un mengatakan keberhasilan itu menunjukkan kemampuan Korut untuk meluncurkan rudal ke manaq pun dan kapan pun.(Foto: Istimewa)
PYONGYANG, Berita HUKUM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa uji coba tersebut membuktikan bahwa seluruh wilayah AS berada dalam jangkauan serangan mereka, lapor media pemerintah Korut.
Ia membanggakan keberhasilan uji coba terakhir rudal balistik antar benua mereka, yang digambarkan sebagai 'peringatan tegas' terhadap AS.
Peluncuran rudal antar benuia terakhir itu dilakukan tiga minggu setelah tes rudal ICBM pertama Korea Utara.
Presiden AS Donald Trump menyebutnya "tindakan terbaru dari rezim Korea Utara yang sembrono dan berbahaya."
Korea Utara mengatakan bahwa ICBM itu terbang selama lebih dari 47 menit dan mencapai ketinggian 3.724km.
Kantor berita pemerintah Korut, KCN, melaporkan: "Pemimpin (Kim Jong-un) mengatakan dengan bangga bahwa uji tersebut memastikan bahwa seluruh wilayah daratan AS berada dalam jangkauan serangan kami."
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa roket itu adalah Hwasong-14, model yang sama yang diuji Korea Utara pada 3 Juli. Hak atas fotoAFPImage captionAS dan Korea Selatan melakukan latihan tembak-menembak dengan menggunakan rudal permukaan-ke-permukaan sebagai reaksi atas uji coba rudal antar benua Korut.
Laporan hari Jumat mengatakan rudal tersebut meluncur turun di laut lepas utara Jepang.
Sebagai reaksinya, militer AS dan Korea Selatan melakukan latihan tembak-menembak dengan menggunakan rudal permukaan-ke-permukaan, kata seorang pejabat departemen pertahanan AS.
Rudal-rudal tersebut ditembakkan ke "perairan teritorial Korea Selatan di sepanjang pantai timur," kata sebuah pernyataan militer AS.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo mengatakan bahwa mereka akan mempersiapkan langkah-langkah independen untuk menghentikan ancaman Korut, mempercepat penempatanh sistem anti rudal Thaad yang dipasok oleh AS.
Korut telah berulang kali menguji-coba rudal, yang merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB.
Pentagon mengatakan rudal terbaru diluncurkan pada pukul 23:41 waktu setempat (21:41 WIB) dari sebuah pabrik senjata di provinsi Jagang.
Belum jelas, mengapa Korea Utara meluncurkan rudal di malam hari - tidak seperti biasanya. Sebelumnya belum pernah pula ada peluncuran rudal dari provinsi Jagang, mengindikasikan bahwa ada lokasi peluncuran yang tidak diketahui sebelumnya oleh dunia.
ICBM bisa mencapai ketinggian hingga di luar atmosfer bumi. Dengan menggunakan lintasan tajam dengan ketinggian yang tinggi memungkinkan Korea Utara untuk menghindari penembakan di negara-negara tetangga.
AS, Jepang dan Korea Selatan keras mengecam langkah terakhir Pyongyang ini. Hak atas fotoKCNA
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan hal itu menunjukkan ancaman terhadap keamanan negaranya 'serius dan nyata,' sementara juru bicara Pentagon Jeff Davis mengatakan bahwa AS siap untuk membela negara mereka "dan sekutu kami dari segala bentuk serangan atau provokasi."
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melangsungkan sebuah pertemuan keamanan darurat di tengah malam.
Meskipun uji coba peluru kendali terus berlangsung, para ahli yakin bahwa Korea Utara belum memiliki kemampuan untuk memperkecil hulu ledak nuklir agar bisa dipasang pada rudal jarak jauh, dan memastikannya terlindung hingga mencapai sasaran.
Mereka mengatakan banyak rudal Korea Utara yang tidak dapat mencapai sasaran secara akurat.
Namun, yang lain percaya bahwa pada tingkat uji coba sekarang, Pyongyang dapat mengatasi masalah ini dan dalam tempo lima hingga 10 tahun bisa mengembangkan senjata nuklir yang dapat menyerang AS.
Sementara, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia "sangat kecewa" dengan Cina yang tidak berupaya untuk menghentikan program nuklir Korea Utara.
Trump menulis cuitan di Twitter, dia tidak akan membiarkan Cina untuk "tidak melakukan apapun" terhadap negara yang tertutup itu.
Komentar Trump disampaikan sehari setelah Pyongyang melakukan uji coba kedua rudal balistik antar benua dalam satu bulan.
Korut kemudian mengklaim bahwa uji coba itu membuktukan bahwa seluruh wilayah AS berada dalam jangkauan persenjataannya.
Pada Sabtu (29/7) lalu, pesawat tempur AS US B-1 melakukan latihan bersama dengan Korea Selatan dan Jepang di Semenanjung Korea, seperti disampaikan Komando Pasifik AS, yang disebut "sebagai bagian untuk melanjutkan demonstrasi komitmen AS yang kuat kepada sekutu kami".
Hak atas fotoTWITTER Hak atas fotoTWITTER
Pada Sabtu (29/7), Cina mengancam uji coba dan mendesak semua pihak untuk mengendalikan diri.
Tetapi Trump menyuarakan rasa frustasi terhadap reaksi Beijing, dengan mengaitkan defisit perdagangan AS - Cina dengan kebijakan terhadap Korea Utara.
"Saya sangat kecewa terhadap Cina. Pemimpin kami di masa lalu yang bodoh membiarkan mereka mendapatkan ratusan juta dollar dari perdagangan selama setahun, namun mereka TIDAK MELAKUKAN APAPUN untuk kami dengan Korea Utara, hanya berbicara," dia menulis dalam dua cuitan berturut-turut.
"Kami tak akan lagi mengizinkan ini terjadi. Cina harus dengan mudah menyelesaikan masalah ini!"
Presiden Trump dan Presiden Cina Xi Jinping mendiskusikan masalah Korea Utara dalam pertemuan awal pekan ini, setelah pejabat AS mengatakan dua negara tengah mempersiapkan "berbagai pilihan" untuk mengendalikan Pyongyang.
Tetapi sejak pertemuan itu, Korea Utara telah melakukan dua uji coba rudal balistik antar benua ICBM.
Setelah peluncuran para Sabtu, Korea Selatan menyatakan khawatir Korea Utara mungkin telah membuat "kemajuan teknologi yang signifikan", dengan menambahkan bahwa uji coba rudal ini "unik dalam pemilihan waktu dan tempat peluncuran".
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa uji coba ini merupakan ancaman terhadap keamanan negaranya "serius dan nyata".
Korea Utara berulang kali melakukan uji coba rudal yang melanggar resolusi PBB.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com