JAKARTA, Berita HUKUM - Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengaku salah dengan karut-marutnya Ujian Nasional (UN) tahun ini. Hal itu ia sampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mitranya di DPR Ri Komisi X, Jumat (26/4).
Rapat ini memang membahas evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di 11 provinsi yang yang tertunda. Sebelum anggota Komisi X mencecarnya, M Nuh terlebih dulu mengakui bahwa dirinya selaku Mendikbud yang paling bertanggung jawab atas gagalnya Un kali ini.
Sebelum anggota Komisi X mengeluarkan uneg-unegnya, pimpinan Ketua Komisi X Pendidikan Agus Hermanto mempersilahkan M Nuh untuk menyampaikan paparannya terkait penyelenggaraan UN.
"Kami (kemendikbud) sadari anggota dewan sangat marah, sangat kecewa. Kami meminta saran, kritik silahkan. Saya siap dimarahi," kata M Nuh.
Mantan Rektor Institut Teknologi Surabaya (ITS) mengakui, mayoritas masyarakat tidak puas dengan penyelenggaraan UN di 11 provinsi. Pada kesempatan itu, Nuh juga meminta kepada pejabat Kemendikbud yang turut hadir untuk bisa menerima kritik yang dilayangkan anggota dewan.
"Mohon teman-teman terima dengan baik karena posisi kami, posisi yang bertanggung jawab," sambung Nuh.
Mendengar pengakuan M Nuh, ada sebagian anggota komisi X mengapresiasianya. Namun ada pula yang tetap melayangkan kritik, sebab pengakuan salah tidak cukup untuk menyelasikan persoalan ini. Atas karut-marutnya UN, seluruh masyarakat Indonesia dirugikan, termasuk siswa.
Seperti diketahui, UN 2013 memang bermasalah. Diduga, masalah itu muncul sejak proses tender percetakan soal UN yang kemudian berimbas pada keterlambatan percetakan.
PT Ghalia Printing Indonesia sebagai salah satu perusahaan rekanan pemenang tender yang ditugasi untuk mencetak soal UN di 11 provinsi rupanya terlambat mencetak soal UN SMA/SMK atau sederajat terpaksa ditunda.(bhc/din) |