JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Bahaya radikalisme yang mengarah kepada tindak pidana terorisme, tak lagi dianggap sepele. Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan terorisme dan isu-isu radikalisme dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dilakukan dengan komik.
Dalam rangka memperingati tujuh tahun peristiwa Bom Kedubes Australia, sebuah LSM bernama Lazuardi Birru meluncurkan sebuah komik grafis yang bercerita tentang kisah seputar aksi teror bom yang terjadi di Tanah Air beberapa tahun terakhir ini. Hal ini untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda akan bahaya radilisme dan terorisme.
"Peluncuran komik ini dimaksudkan agar masyarakat terutama generasi muda mengetahui makna jihad yang sebenarnya dan juga sebagai upaya preventif dan edukatif terhadap meluasnya paham radikalisme dan terorisme di kalangan generasi muda," ujar Perwakilan Lazuardi Birru, Praga Adidatama saat peluncuran komik tersebut di Jakarta, Jumat (9/9).
Komik itu sendiri berjudul Kutemukan Makna Jihad yang bercerita tentang kisah mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abas, korban bom Kedubes Australia 2004 Iwan Setiawan dan seorang pelaku bom bunuh diri JW Mariiot Dani Dwi Permana pada 2009 lalu.
Praga berharap dengan peluncuran komik ini dapat memberikan pemahaman dan edukasi kepada generasi muda mengenai aksi terorisme. Seluruh elemen masyarakat termasuk media harus mewaspadi aksi terorisme. “Setiap aksi terorisme menimbulkan penderitaan bangsa. Apalagi korban serta keluarga korban,” tandasnya.(mic/bie)
|