SEOUL, Berita HUKUM - Korea Utara pada Senin menembakkan lebih Proyektil ke laut pantai timur Semenanjung Korea, dan Pejabat Korea Selatan mengatakan, Pyongyang mendesak untuk menahan diri dari ketegangan menciptakan tindakan, Senin (20/5).
Namun pemimpin Pyongyang Kim Jong Un membantah dengan memberi pendapat "peluncuran itu hanya sebagai latihan militer reguler dari kekuatan milisi Korea Utara".
“Departemen Pertahanan Korea Selatan masih perlu menganalisis apa Korea Utara telah menembakkan selama tiga hari terakhir berturut-turut,” ujar ChoiYong-su, seorang pejabat di kantor perwakilan Kementrian Pertahanan Korea Selatan.
“Korea Utara bisa rudal jarak pendek atau jenis senjata baru kaliber besar artileri roket, dan mereka juga menembakkan tiga proyektil ke perairan lepas pantai timurnya Sabtu dan Minggu keempat dan menembakkan dua lagi di hari Senin, ujar Choi.
Peluncuran jarak pendek oleh Korea Utara sejauh ini belum menimbulkan keprihatinan besar di Seoul (KorSel) atau Washington, Amerika Serikat (USA). Walaupun Pyongyang (Korsel) baru saja di bulan Maret menembakkan proyektilnya. Tambah Choi menuturkan Kantor Presiden KorSel Taman Geun-hye mengatakan di hari Senin kemarin bahwa, “Korut tidak boleh terlibat dalam ketegangan-menciptakan tindakan," lapor Yonhap.
Sebuah pernyataan pemerintah Korut Senin (20/5) oleh negara yang dikelola Kantor Berita Pusat Korea Utara menyatakan kegiatan selama akhir pekan sebagai "latihan peluncuran roket". "Dalam Deskripsi latihan Korsel dan AS ini sebagai faktor meningkatnya ketegangan di semenanjung korea dan di wilayah ini mengingatkan salah seorang pencuri menangis "dan seperti teriakan ungkapnya Hentikan pencuri!," kata pernyataan Kantor Berita Pusat Korea Utara dalam ilustrasinya memaparkan terkait peristiwa ini.
Pyongyang pekan lalu mengkritik kehadiran kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS) di pelabuhan Korea Selatan, dan partisipasi AS dilaporkan dalam latihan angkatan laut bersama dengan militer angkatan laut Korea Selatan.
Kantor berita Reuters, Minggu (19/5), melansir informasi ini diperoleh dari seorang sumber di Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Aksi peluncuran rudal ini menjadi bukti himbauan untuk menahan diri yang dikemukan oleh pihak barat diabaikan begitu saja oleh Korut.
"Korut kembali menembakkan rudal jarak pendek seperti yang dilakukannya kemarin ke laut timur pada siang ini," kata seorang sumber Kemhan Korsel kepada kantor berita Yonhap.
Saat dikonfirmasi pejabat berwenang Kemhan Korsel membenarkan hal itu, namun menolak memberikan informasi detail lainnya. Peluncuran rudal jarak pendek merupakan hal yang biasa namun di tengah peringatan negara komunis itu soal perang nuklir di waktu mendatang, kembali menimbulkan kekhawatiran situasi keamanan di Semenanjung Korea.
Pekan lalu, Pemerintahan Korea Utara mengumumkan bahwa, "Kenneth Bae, warga AS itu telah dijatuhi hukuman kerja paksa dan dia ditempatkan dipenjara khusus" yang ditangkap pada bulan November 2012 tahun lalu dan korut juga menyampaikan dia ingin dijatuhkan sistim rezim Kim Jong Un, tapi AS dan keluarga yang ditangkap berdalih bahwa Bae hanyalah seorang Operator Tour. Korea Utara dianggap memiliki salah satu sistem pidana paling represif di dunia. Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) memperkirakan bahwa sebanyak 200.000 orang ditahan dalam jaringan kamp-kamp penjara, bahwa sistim rezim Korut ini diyakini digunakan untuk menghancurkan perbedaan pendapat politik dunia
Sebelum pekan lalu, ketegangan di wilayah itu telah menurun dari periode bulan Maret hingga April yang salah satunya termasuk ancaman Korea Utara untuk perang harian melawan Korea Selatan dan Amerika Serikat.
AS dan pejabat Korea Selatan merasa khawatir pada waktu itu dimana rezim Kim Jong Un berencana untuk melakukan uji coba peluncuran rudal balistik jarak Jauh, yang diyakini dari Pemerintah Korea Selatan bahwa Musudans memiliki jangkauan maksimum 3.500 kilometer (2.175 mil) Pada hari Senin yang lalu (20/5), Departemen Pertahanan Korea Selatan Juru bicara Kim Min-seok mengatakan, "masih belum jelas apa yang menyebabkan Korea Utara menembakkan lebih proyektil ke laut di lepas pantai timur," katanya.
"Ada kemungkinan bahwa proyektil yang ditembakkan dengan lintasan yang sama dan rudal jarak pendek atau roket kaliber besar mungkin akan ditembakkan lagi," ujar Kim Min pada konferensi pers reguler di Seoul.
Korea Selatan mencurigai bahwa Korea Utara masih mengembangkan roket kaliber besar dan belum mampu mengerahkan mereka, KimMin-seok berkata: “Itu bisa berarti peluncuran terbaru Korea Utara adalah tes persenjataan”.
Kaliber besar berarti kekuatan destruktif yang lebih besar, sehingga ancaman dapat lebih besar, "Kim memperingatkan kembali Andrew Salmon, seorang jurnalis dan penulis yang berbasis di Seoul, mengatakan pada akhir pekan bahwa peluncuran jarak pendek Korea Utara seharusnya tidak menyebabkan tingkat perhatian sebagai peluncuran satelit atau jarak menengah rudal Musudan.
"Ini adalah senjata taktis jarak pendek. Jika negara lain meluncurkan jenis senjata ini, itu adalah uji rutin, tak seorang pun akan khawatir hal ini. Dan ini juga benar, hanya saja kalau Korea Utara melakukan ini menimbulkan banyak kekhawatiran," katanya menambahkan.
Latihan militer AS-Korea Selatan tahunan di Korea Selatan juga memicu kemarahan KoreaUtara, terutama ketika AS menampilkan kekuatan yang termasuk berkemampuan nuklir B-2 yang disebut dengan istilah pembom siluman.(cnn/bhc/bar) |