Pyongyang, Korea Utara (BeritaHUKUM.com) – Rencana peluncuran roket rakitan Korea Utara yang ditargetkan harus selesai di siapkan di panggungnya pada hari Selasa ini, persiapan ini di hawatirkan oleh beberapa negara lain.
Peluncuran akan berlangsung antara kamis hingga senin depan (12-16 April), seperti yang telah diutarakan dalam konferensi pers oleh Ryu Kun Chol, seorang pejabat senior wakil direktur departemen pengembangan di Komite Teknologi Ruang Angkasa di Pyongyang, Korea Utara.
Ryu-Kum Chol mengatakan peluncuran itu merupakan bagian dari pengembangan program ruang angkasa damai Korea Utara.
Korea Utara juga mengatakan akan menandai peringatan 100 tahun kelahiran pemimpin mereka Kim Il-Sung.
Pihak Korea Utara mengatakan roket itu akan membawa sebuah misi observasi satelit bumi ke orbit untuk manfaat pembangunan ekonomi Korea Utara. sementara Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan melihat peluncuran itu sebagai kedok bagi uji coba rudal balistik jarak jauh.
Ryu, wakil direktur Departemen Pembangunan Korea Bidang Komite Teknologi, mengatakan pada Selasa ini, bahwa itu tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa misis ini adalah menyamar uji coba rudal balistik.
Tindakan menembakkan roket jarak jauh akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, dan sebagai hasilnya Washington telah menghentikan kesepakatan terakhir untuk memberikan bantuan pangan ke Korea Utara. Sementara pihak Jepang mengatakan akan menembak jatuh setiap bagian dari roket yang masuk ke wilayahnya.
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin, membahas peluncuran mendatang dengan mitra AS-nya, Leon Panetta, melalui telepon, kabar dari seorang pejabat Departemen Pertahanan Korea Selatan, Selasa.
Kim dan Panetta berdua sepakat bahwa peluncuran itu akan menjadi "provokasi serius," kata pejabat itu, seperti yang dikutip dari laman CNN.
Korea Selatan akan "merespon dengan penanggulangan yang tepat," kata Kementerian Reunifikasi negara itu dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pyongyang terakhir kali melakukan apa yang digambarkan sebagai peluncuran satelit, pada bulan April 2009 lalu, Dimana Dewan Keamanan PBB mengutuk aksi itu dan menuntut bahwa hal itu tidak diulang lagi.
Laporan terbaru dari pejabat intelijen Korea Selatan menunjukkan Korea Utara Menambah ketegangan dengan melakukan ujicoba nuklir barunya, di daerah mana dipentaskan ledakan atom sebelumnya.
Laporan intelijen Korea Selatan mencatat bahwa dua peluncuran roket sebelumnya juga bahwa Pyongyang mengatakan adalah untuk menempatkan satelit di orbit yang diikuti beberapa minggu atau bulan kemudian oleh tes nuklir.
Sekutu terdekat Korea Utara yakni Cina, dan penyedia terbesar bantuannya, telah menyatakan keprihatinan tentang peluncuran yang direncanakan ini. Beijing mengatakan telah mengadakan pembicaraan dengan Pyongyang tentang masalah ini, tetapi mereka tampaknya tak banyak berpengaruh pada rencana Utara ini.
“Cina sangat mendorong dan mengajak agar semua orang untuk tetap tenang dan wajar," kata Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi, menurut sebuah laporan pada Senin dari kantor berita resmi Cina, Xinhua. "Isu-isu ini perlu diselesaikan dengan cara diplomatik dan damai."
Sementara para pengamat mengatakan lintasan multi-roket saat jalan diluncurkan adalah dari utara ke selatan di Laut Kuning, dengan tubuh utama dari proyektil akhirnya mendarat di Samudera Pasifik di dekat Filipina.
Presiden Benigno Aquino III dari Filipina secara terbuka juga mengutuk peluncuran itu sebagai "provokasi yang tidak perlu" yang dapat meningkatkan ketegangan di Asia Timur
Beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi di wilayah tersebut juga telah mengatakan mereka akan mengubah rute penerbangan selama masa waktu peluncuran.
Maskapai Filipina ini akan merubah lebih dari 10 penerbangan, sementara semua penerbangan Nippon Airlines juga mengubah jalur dari lima penerbangan, dan Japan Airlines sedang menyesuaikan empat penerbangannya. (cnn/dbs/sya)
|