Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Muhammadiyah
Korupsi Lemahkan Kekuatan Ekonomi Indonesia
Monday 20 May 2013 13:59:07
 

Acara Seminar Nasional
 
YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Korupsi merupakan kejahatan yang berdampak bagi kestabilan ekonomi suatu negara. Indonesia sendiri merupakan negara dengan tingkat ekonomi terbesar kedua setelah Philipina di Asia. Sedangkan pelaku korupsi di Indonesia merupakan aktor politik yang seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat.

Demikian disampaikan mantan penasehat KPK RI Abdullah Hehamahua dalam Seminar Nasional "Pengaruh Dinamika Politik 2014 Terhadap Ekonomi Indonesia", Sabtu (18/05) di Ruang sidang AR. Fakhruddin A Lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Seminar yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi (FE) UMY ini dihadiri pula oleh Prof. Dr. Suhardi, M.Sc. selaku aktifis partai politik, Wakil Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah Ahmad Ma'ruf, , dan Lilik Syaiful Ahmad. SP selaku Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (HIPMI DIY)

Abdullah menjelaskan bahwa perilaku korupsi dilakukan oleh para politisi Indonesia yang membuat tujuan dari Indonesia saat ini belum bisa tercapai. "Hal ini disebabkan politisi tersebut hanya bertujuan kepada partai politiknya saja, sehingga tujuan dari negara kita yang sudah diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa tujuan negara kita adalah kesejahteraan, cerdas, rasa aman, damai, dan tentram itu semakin hari semakin jauh saja," jelasnya.

Hehamahua yang juga aktifis Muhammadiyah di PCIM Malaysia ini menuturkan bahwa, korupsi akan membuat kestabilan ekonomi kita akan semakin terpuruk melihat persaingan global saat ini. "Jika korupsi semakin merajalela akan membuat banyaknya hutang luar negeri yang tidak bisa kita bayar, selain itu kemiskinan di Indonesia juga tidak akan pernah usai, dan juga banyaknya perusahaan asing yang menguasai perekonomian kita," tuturnya.

Selain itu, menghadapi pemilu 2014 kita harus benar-benar kritis memilh para pelaku politik tersebut. "Hanya ada di Indonesia, seorang anggota aktif Dewan Perwakilan Rakyat ditangkap KPK karena kasus korupsi. Sehingga menjadi pekerjaan kita untuk benar-benar selektif dalam memilih karena saat ini partai-partai yang dianggap bersih dari korupsi pun melakukan kejahatan yang merugikan negara ini," imbuhnya.

Disisi lain Suhardi yang merupakan aktifis partai politik menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang sudah digariskan makmur. "Kemiskinan adalah dampak dari kebijakan politik yang menyebabkan kasus korupsi terjadi di seluruh lini masyarakat Indonesia," tegasnya.

Suhardi memaparkan berpolitik adalah bagaimana merubah nasib. "Merubah nasib yaitu nasib bangsa, yaitu merubah nasib orang lain menjadi lebih baik
daripada dirinya, sehingga memang politik perlu karena bagian dari negara ini namun bagaimana kita melakukannya sesuai dengan tujuan bangsa kita dan tidak akan membahayakan stabilitas negara," paparnya.(mhd/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Muhammadiyah
 
  Kalender Hijriah Global Tunggal: Lompatan Ijtihad Muhammadiyah
  Jusuf Kalla Sebut Pikiran Moderat Haedar Nashir Diperlukan Indonesia
  Tiga Hal yang Perlu Dipegang Penggerak Persyarikatan Setelah Muhammadiyah Berumur 111 Tahun
  106 Tahun Muhammadiyah Berdiri Tegak Tidak Berpolitik Praktis, Berpegang pada Khittah
  Siber Polri Tetapkan A.P Hasanuddin sebagai Tersangka Ujaran Kebencian terhadap Muhammadiyah
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2